Selasa, 25 Maret 2014

Jejak awal Langkahku 1

Sejak aku mulai bisa mengenal dan ingat akan orang orang di sekitarku  dan bahkan orangtua kami sudah sejak lama saling kenal dan akrab, keluargaku dan keluarganya sudah ibarat saudara  maklumlah kami masih satu marga dan tinggal di desa yang sama , mulai bermain bersama , sekolah bersama  bahkan hingga umur kami 17 tahun kami masih bersama
Ya ... ini ceritaku dengan temanku dan aku sudah anggap dia sebagai sepupuku dan  bagian dari keluargaku. Kami sama sama kuliah di jawa  cuman beda kota dia  kuliah Di ibu kota Indonesia Jakarta dan saya kuliah di Ibukota Propinsi jawa barat Bandung .
Aku tidak bisa mengkiaskan bagaimana menuliskan cerita ini namun kedekatan dan saling membagi kabar dan saling membagi derita  masing masing sebagai anak perantauan di kota orang , itulah yang selalu pasti kami bahasi jika kami saling bertemu atau bicara di  jaringan seluler.
Sejak Sekolah Dasar kami memang sudah bersama di Desa yang indah  tanpa pencemaran udara layak halnya kota kota sekarang Di Indonesia, dari segi  kecerdasan juga mungkin kami tak jauh beda  cuman waktu SD rangkingnya selalu lebih tinggi dari rengkingku, dia tidak pernah jadi juara pertama di kelas namun dia selalu menjadi nomor dua dan aku di posisi 3 dan 4,5 kadang kadang , jadi  range nya ngak begitu jauh ,, hehehhe
Bermain bersama,layaknya  anak anak kecil yang tak tau waktu untuk berhenti , di desa saya tidak ada warnet dan semacamnya  jadi segala permainan dan hobi masih dari tradisonal dan adat yang ada di desaitu .
Memang pas ketika hendak beranjak ke kelas 4, dia di pindahkan ke kota, dan kami ngak tau sebab akibatnya  namun yang ku tau  pernah dia pulang kampung dan kami menemukan dia menangis dan marah marah sambil membakar buku tulisnya mungkin waktu itu , yaaa , dia rindu akan kehidupan desanya  mungkin  dan mungkin juga karna adaptasi nya masih susah , dan wajar saja anak SD yang di pidsahkan dari orangtuanya pasti rindu dan ingin melihat ibunya setiap hari
Singkat cerita kami bersama lagi di sekolah tingkat lanjut, kami kembali bersama lagi di Pesantren Darul Mursyid untuk 6 tahun ke depan artinya hari hari kami akan di habiskan di Penjara suci ini , bagaimana tidak aku yang  baru berpisah dari ibu dan ayahku sangat terpukul akan situasi baru ini  dan disini semuanya berubah 70% dari kehidupan  pertamaku  dan dari sini aku kembali beradaptasi  untuk bisa bertahan dan survive di tempat baru ini, saya akuii semester pertamaku  aku kaget  dengan nilai dan rengking yang ku dapat waktu itu , aku yang paling belakang  dari 30 orang di kelas itu, maklum  kelas itu kelas unggulan untuk angkatanku waktu itu ,
Ahirnya aku tersisih dan turun kasta ke kasta B, disini aku sudah mulai terbiasa dan sudah bisa beradaptasi  dan .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar