Senin, 22 Juli 2013

Ibnu Batutah Sang penjelajah Dunia

Ibn Batutah adalah pelopor penjelajah terbesar di dunia pada abad 14 yang telah melakukan perjalanan sejauh 75,000 mil melalui daratan dan lautan, melebih jarak yang ditempuh Marcopolo. Menurut George Sarton seorang sejarawan Barat.
Lahir di Tanger, Maroko pada tahun 1304 M, bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim at-TanjiIbn Batutah muda memulai perjalananya melalui jalur darat dan laut dari Makkah menuju ke Negara-negara sekitar yang melalui 120.000 km, menyinggahi 44 negara selama kurang lebih 30 tahun. Dalam Buku berjudul “Tuhfah an-Nazzar fi Gara`ib al-Amsar wa `afa`ib al-Asfar” yang di susun atas inisiatif sultan Abu Iyan berdasarkan pengalaman Ibn Batutah selama dalam masa pengembaraan.
Dalam buku ini terlihat Ibn Batutah ingin menunjukkan peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat sosial Negara-negara yang pernah di singgahinya. Bahkan buku ini merupakan satu-satunya catatan perjalanan terlengkap yang berasal dari abad ke 14 yang sudah di terjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan menjadi rujukan para ahli sejarah Barat.
Pada usia dua puluh tahunan Ibn Batutah memulai perjalananya setelah menunaikan ibadah haji pada tanggal 14 juni 1325 M, dimulai dari perjalanan darat yang kebanyakan dilakukan dengan berjalan kaki menyeberangi Tunisia menuju negeri seribu menara Alexandria Mesir yang menurutnya Alexandria adalah pusat perdagangan dan memiliki angkatan laut terkuat di laut Mediterranean.
Sebenarnya Ibn Batutah berniat untuk kembali pulang ke Maroko, namun saat tiba di Makkah untuk yang ke dua kalinya beliau bertemu dengan jamaah haji dari berbagai negeri. Disitulah muncul niat yang sangat kuat untuk mengenal daerah asal para jamaah haji yang ditemuinya dan dimulailah pengembaraan yang sebenarnya.
Mulai dari melintasi gurun pasir arab menuju iran, kemudian dilanjutkan menuju Mosul di India dan berlayar menuju Somalia pantai timur Afrika termasuk Ziela dan Mambiesa, setelah sebelumnya menjelajahi Aden. Dalam perjalanan itu beliau selalu tinggal minimal satu minggu di Negara yang di singgahinya.
Dilanjutkan menyusuri Nubia, Nil Hulu, Kairo, Syria dan tiba di Lhadhiqiy dan belayar ke Alaya di pantai selatan di Asia Kecil. pada tahun1333 M, Ibnu Batutah melanjutkan pengembaraan melalui jalur darat melewati dataran Rusia hingga sampai ke istana Sultan Muhammad Uzbeg Khan di tepi Sungai Wolga. Sempat juga Ibn Batutah mengunjungi Kaisar Audronicas di Byzantium.
Perjalanan ini tidak selalu mulus karena di kawasan Cambay di India, beliau sempat diserang dan di tawan gerombolan penyamun. Namun, Berkat permohonan seseorang beliau selamat dan dilepaskan.
Pengembaraan Ibn Batutah juga sampai ke wilayah Samudera Pasai (Aceh) dan sempat tinggal 15 hari di negeri yang beliau sebut sebagai Negeri nan hijau dan subur yang memiliki keidahan alam yang luar biasa. Sedangkan Dalam kunjungannya ke Cina, tercatat kekaguman Ibnu Batutah terhadap kekuatan armada besar yang dibangun mereka.
Petualangan Ibn Batutah sang pengembara dari timur bahkan pernah sekilas di bahas dalam film NINJA ASSASSIN, dimana dikatakan bahwa Ibn Batutah pernah singgah di pemukiman Klan Ozunu yang terkenal sebagai ninja pembunuh bayaran paling sadis yang pernah ada.
Tulisan ini dimuat dalam Majalah Digital Info-Backpacker Edisi 12.
(Teks oleh Sulfandi Sultan | @DaengFandi)

Sabtu, 20 Juli 2013

susah itu ada di kita

terkadang kita harus selalu mengerti perasaan teman kita  atau tidak egois dan menang sendiri  ,namun  hal itu sangat tidak cocok dan sejalan dengan apa yang kita inginkan  bahkan jika  kita tidak ikut campur di dalamnya maka acara  ,kegiatan itu tidak akan berjalan dengan waktu yang di tentukan  yang akhirnya  akan mengganggu jadwal kita lainnya , hal ini sagat sering terjadi dalam keseharian kita  namun selalu saja kita memakluminya  padahal hal ini sangat kurang etis di kalangan orang orang yang berdisiplin tinggi

Sabtu, 13 Juli 2013

Hikmah Ramadhan dimata anak Kos

fuji Syukur  kita panjatkan kepada  sang maha pencipta yang selalu  memberikan kita nikmat  dan karunianya  serta  selalu  melindungi  hambanya dari  segala  aygn tidak kita  inginkan.  Dan terlebih  dahulu  saya meminta ampun kepada Allah Subahana Wataala  yang maha pengampun  atas  dosa-dosa yang kita  lakukan  baik itu secara sengaja maupun secara tidak sengaja  karna sebaik - baik  manusia adalah   manusia yang senantiasa  selalu  mengingat Allah  dan Rusullnya   yang artinya  selallu menjalankan  segala perintahnya  dan menjauhi  segala larangannya  dengan iklas dan  penuh makna  , dan bukan karna  paksaan dan  halangan  dari kalangan tertentu atau karna  niat yang tidak benar
    di Bulan Ramadan ini  sungguh  kita  sambut dengan  penuh arti dan  kebahagian yang tak terkira, karna  bulan ramadhan secara  agama adalah  bulan penuh berkah dan  bulan  perubahan bagi kita yang mau berubah .dan di bulan ini kita di uji dengan  puasa yang sangat bermakna  dari segi  kesehatan  maupun secara moral   ,, sungguh sangat  banyak makna puasa itu  namun  saya tidak bisa menjelakan semuanya  dan juga belum  paham akan semua itu  ,, namun yang terpenting adalah ketika kita menjalani puasa itu dengan iklas dan sabar  ,, termasuk akan  apa yang terjadi bagi kita  dalam  kehidupan ini

Selasa, 09 Juli 2013

Muhasabah diri

awal  ramadhan  dan langkah menuju  perbaikan diri   dari dosa-dosa  selama ini  , dan mengharapkan  pengampunan  dari Allah yang maha  kuasa   dan  insyaallah  pada  bulan ramadhan ini saya akan merubah  kebiasaan  buruk saya  semampu saya , dan menjauhi hal -hal yang akan mengganggu saya  karnanya ..

ya Allah  bantulah   hamba untuk menjadi pribadi yang berubah di bulan  yang suci ini  , hanya atas ridomulah  saya akan mampu merubah segalanya  ,,,

Senin, 08 Juli 2013

Dahlan Iskan Sang Penakluk Ujung Dunia

Dahlan Iskan merupakan Sosok Fenomenal yang beberapa waktu ini mencuat di permukaan dan akan mengukir banyak sejarah yang mengubah bangsa ini kearah yang lebih baik. Mungkin itulah yang kau lihat dari hasil kerja yang beliau lakukan dan sifat beliau yang merakyat. Perkenalan ku sendiri dengan beliau bukan baru-baru ini saja. Dulu waktu semasa SMA, beliau sering menulis kolom di koran Jawa Pos yang beliau pimpin. Untuk mengungkapkan Apresiasi atas apa yang beliau lakukan untuk negeri ini, saya mau share tentang Biografi Pak Dahlan Iskan, sebagai sosok yang bisa jadi panutan.










     Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), dalam bukunya Ganti Hati ada cerita menarik tentang tanggal kelahiranya, Dahlan Iskan menuturkan bahwa tanggal tersebut dikarang sendiri oleh pak Dahlan karena pada waktu itu tidak ada catatan kapan dilahirkan dan orang tuanya juga tidak ingat tanggal kelahirannya. Dan kenapa pak Dahlan memilih tanggal 17 Agustus, karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia dan supaya mudah diingat. Mungkin Juga suapaya bayak orang yang merayakan ulang tahun beliau.

     Dahlan kecil dibesarkan dilingkungan pedesaan dangan serba kekurangan, akan tetapi sangat kental akan suasana religiusnya. Ada cerita menarik yang saya baca pada buku beliau Ganti Hati yang menggambarkan betapa serba kekurangannya beliau ketika waktu kecil. Disitu diceritakan Dahlan kecil hanya memiliki satu celana pendek dan satu baju, tapi masih memiliki satu sarung!. Dan dengan joke-joke pak Dahlan yang segar beliau menceritakan kehebatan dari sarung yang dimiliki. Disini beliau menceritakan bahwa sarung bisa jadi apa saja. Mulai jadi alat ibadah, mencari rezeki, alat hiburan, fashion, kesehatan sampai menjadi alat untuk menakut-nakuti.  Hal ini juga disampaikan pada kesempatan yang lain ketika beliau dwawancarai dalam acara Kick Andy. Dengan Bangganya beliau menjelaskan keunikan yang dimiliki sarung. beliau juga berkata bahwa sarung adalah pakaian yang paling banyka mempunyai kegunaan.


     Kalau Dahlan kecil lagi mencuci baju, sarung bisa dikemulkan pada badan atasnya. Kalau lagi mencuci celana, sarung bisa dijadikan bawahan. Kalau lagi cari sisa-sisa panen kedelai sawah orang kaya, sarung itu bisa dijadikan karung. Kalau perut lagi lapar dan dirumah tidak ada makanan, sarung bisa diikatkan erat-erat dipinggang jadilah dia pengganjal perut yang andal. Kalau mau sholat jadilah dia benda yang penting unutk menghadap Tuhan. Kalau lagi kedinginan, jadilah dia selimut. Kalau sarung itu sobek masih bisa dijahit. Kalau ditempat jahitan itu robek lagi, masih bisa ditambal. Kalau tambalanya pun robek, sarung itu belum tentu akan pensiun. Masih bisa dirobek-robek lagi, bagian yang besar bisa digunakan sebagai sarung bantal dan bagian yang kecil bisa dijadikan popok bayi. Ada pelajaran yang bisa kita petik dari cerita beliau, bahwa apapun kondisi kita, baik kurang, cukup atau lebih kita harus tetap bersyukur, sabar dan harus menikmati semuanya dengan apa adanya.


     Beliau juga merupakan sosok yang sangat sederhana. Saat beliau kecil beliau tidak memiliki sepatu, dan sangat menginginkan sepatu, karena beliau adalah orang yang tidak mampu jadi beliau belum bisa untuk mendapatkan sepatu. Dan akhirnya keinginan beliau terwujud walaupun sepatu yang beliau punya adalah sepatu second. Dan beliau pun hanya memakai sepatu ketika upacara atau hal-hal yang penting sekali, karena beliau takut kalau sampai sepatu ia gunakan terus menerus akan rusak. Sampai sekarang beliau pun hanya memakai sepatu biasa bukan sepatu yang mewah seperti orang-orang lain di pemerintahan.


Dahlan Iskan Bersama Jawa POS

     Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000.

     Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.

     Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.


Untuk Sobat sekalian yang menginginkan perbincangan lebih lanjut tentang Dahlan Iskan, Bisa masuk dala Group Facebook dengan alamat https://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/ . Terakhir pesan dari kami, marilah kita dukung segenap tokoh-tokoh yang dimata kita mempunyai motivasi besar dalam memajukan bangsa ini. Terlepas dari partai apakah kita dan dari manakah kita. Ingatlah bahwa kita memiliki semboyang Bhineka Tunggal Ika ( Berbeda-beda tapi tetap satu tujuan ). Kita jangan mudah terprovokasi dengan suatu hal yang membuat permusuhan dan pertikaian dikalangan bangsa kita sendiri, marilah bersama-sama kita berusaha membuat Indonesia ini disegani dimanapun berada. Baik dengan tulisan maupun usaha. Hidupalah Indonesia raya. Jangan Mati terus, Majulah Indonesia, jangan mundur terus.


Sumber : 

Wawancara-wawancara Beliau dan berita beliau di tv.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dahlan_Iskan

Perjalanan Hidup Bob Sadino

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.


Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lloyd di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100,-. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Kursus Drum Mudah

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.


Profil dan Biodata Bob Sadino

Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama : Islam

Pendidikan :
  • SD, Yogyakarta (1947)
  • SMP, Jakarta (1950)
  • SMA, Jakarta (1953)

Karir :

  • Karyawan Unilever (1954-1955)
  • Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
  • Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
  • Dirut PT Boga Catur Rata
  • PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
  • PT Kem Farms (kebun sayur)

Sabtu, 06 Juli 2013

BARAT MEMBAJAK ARAH PERUBAHAN TIMUR TENGAH

Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi 

Pendahuluan
Revolusi Timur Tengah yang dahsyat telah berhasil menurunkan sebagian penguasanya yang diktator dan antek Barat. Penguasa Tunisia, Mesir, dan Libia sudah dipaksa turun. Yang sedang menunggu ajal politik kini adalah penguasa di Suriah dan Yaman.


Sungguh, perjuangan ini tentu patut disyukuri dan dihargai. Namun pertanyaannya, sudahkah perubahan ini menuju arah yang benar sesuai Islam? Perubahan yang hakiki di negeri-negeri Islam seharusnya mengandung 2 (dua) unsur utama agar arahnya benar; Pertama, menjadikan Islam, baik aqidah maupun syariahnya, sebagai panduan ideologis untuk mendirikan negara Khilafah, yang akan menerapkan Islam secara utuh di dalam negeri dan menyebarkan Islam dengan jihad ke luar negeri. Kedua, menolak secara total segala bentuk intervensi asing ke negeri-negeri Islam dan tidak minta bantuan kepada asing. (Al-Waie [Arab], No 291, Rabiul Akhir 1432/ Maret 2011, hlm. 4).

Kedua unsur tersebut nampaknya tidak terpenuhi dalam revolusi Timur Tengah hingga akhir 2011 ini. Karena yang terjadi hanyalah perubahan sosok penguasa, belum perubahan sistem menjadi negara Khilafah. Artinya unsur pertama tidak terpenuhi. Selain itu, unsur kedua juga tidak terpenuhi. Karena intervensi Barat, khususnya dari Amerika, Inggris, dan Perancis telah berlangsung, baik di Tunisia, Mesir, Libia, maupun juga di negeri-negeri yang sedang bergolak kini, yaitu di Yaman dan Suriah.

Maka dari itu, boleh dikatakan perubahan Timur Tengah kini menjadi tidak jelas lagi arahnya. Semua ini akibat ulah Barat yang dengan segala kecanggihan politiknya, berhasil membajak arah perubahan Timur Tengah ke arah yang sesuai dengan kepentingannya.

Berbagai cara digunakan Barat untuk membajak arah perubahan ini. Yang terpenting ada 5 (lima) cara, yaitu : Pertama, memanfaatkan politisi boneka. Kedua, memberi bantuan ekonomi (utang). Ketiga, melakukan intervensi militer. Keempat, mempropagandakan Islam moderat. Kelima, mengendalikan media massa guna mempengaruhi opini publik.

Politisi Boneka/Agen
Barat selalu memanfaatkan para politisi lokal untuk melayani kepentingannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai intervensi politik negara-negara Barat di masing-masing negeri Timur Tengah. Intervensi politik ini tak akan berjalan, kecuali ada peran para politisi lokal yang menjadi kepanjangan tangan Barat. Timur Tengah memang sejak lama telah menjadi ajang rivalitas politik yang keras di antara negara-negara imperialis Barat.

Di Tunisia, perubahan dikendalikan Eropa (Inggris dan Perancis), jauh dari pengaruh Amerika, karena Tunisia sejak lama memang berada di bawah pengaruh Eropa. Sementara di Mesir, Amerikalah yang memegang kendali lewat militer Mesir, karena tak ada pengaruh Eropa yang efektif di sana. Sedang di Libia dan Yaman, kekuatan Amerika dan Eropa hadir bersamaan, meski kekuatan Eropa lebih kuat daripada kekuatan Amerika. Di Suriah, keadaan lebih rumit. Amerika berkali-kali menegaskan tidak akan melakukan intervensi, karena posisi Suriah yang sentral dan krusial bagi kepentingan Amerika di Timur Tengah, seperti kepentingan Amerika di Israel dan Iraq. Eksistensi Inggris di Suriah juga masih ada lewat agen-agennya yang dibina sejak lama. (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 137).

Bagaimanakah intervensi politik Barat ini dapat berlangsung di negeri-negeri tersebut? Ya, semua berjalan utamanya lewat para politisi-politisi lokal yang menjadi boneka Barat. Di Mesir misalnya, kepentingan Amerika dalam revolusi Timur Tengah ini dijalankan oleh Jenderal Sulaiman yang secara de facto menjadi pemimpin Mesir untuk sementara pasca turunnya Hosni Mubarak. Sulaiman tak ubahnya seperti Presiden Hosni Mubarak, atau Presiden Anwar Sadat, yang menjadi boneka politik Amerika pada masanya masing-masing. 

Bantuan Ekonomi
Barat juga memanfaatkan cara ekonomi untuk mengendalikan arah perubahan Timur Tengah. Dalam pertemuan negara-negara G-8 yang berlangsung 26-27 Mei 2011 yang lalu di Perancis, disepakati pemberian utang berbunga kepada Tunisia dan Mesir guna mengarahkan kedua negara itu untuk menerapkan kapitalisme di bidang ekonomi, dan demokrasi di bidang pemerintahan.

Negara-negara kapitalis G-8 itu telah menyiapkan dana lebih dari 20 miliar dólar AS untuk membendung Tunisia dan Mesir serta mengikatnya dengan berbagai syarat yang mematikan. Tujuannya agar kedua negara itu tetap berada dalam dominasi ekonomi kapitalis ribawi di bawah pimpinan Amerika dan Eropa.

Sementara itu IMF telah memberikan utang ribawi sebanyak 3 miliar dolar kepada Mesir (dari 12 miliar dólar AS yang dibutuhkan menurut perhitungan IMF) dengan bunga 3% untuk menutup defisit APBN dan mengatasi defisit perdagangan luar negeri. Mesir mengalami pelonjakan inflasi hingga 20% dan defisit APBN-nya mendekati 10% dari nilai GDP.

Sedang Tunisia, perdana menterinya telah meminta bantuan kepada G-8 sebanyak 25 miliar dólar AS dalam jangka waktu 5 tahun, guna mengatasi kemiskinan dan pengangguran yang dikatakannya dapat menyuburkan ekstremisme. Inilah cara Barat mengendalikan arah perubahan Timur Tengah melalui jalur bantuan ekonomi. (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 138).

Intervensi Militer
Intervensi militer juga menjadi cara untuk membajak arah perubahan Timur Tengah. Di Libia contohnya, terdapat dua kekuatan politik yang berpengaruh, yaitu Amerika dan Eropa. Eropa lewat NATO berkepentingan untuk segera melenyapkan Qaddafi. Sementara Amerika berusaha untuk mempertahankan Qaddafi dalam rangka melenyapkan pengaruh Eropa di Libia. Inilah yang mungkin membuat Amerika agak lamban berpartisipasi dalam operasi penggulingan Qaddafi.

Di Yaman, juga terdapat persaingan kekuatan Amerika dan Eropa. Eropa ingin segera menurunkan Ali Abdullah Saleh, sedang Amerika justru ingin mempertahankannya. Inilah yang membuat revolusi Yaman tidak segera berakhir.

Intervensi militer di Libia jelas hanya bertujuan untuk mewujudkan kepentingan Barat, bukan membantu umat Islam menuju arah perubahan sesuai tuntutan Islam. Tujuan intervensi militer Barat itu ada dua, Pertama, untuk membalas dendam kepada Qaddafi yang selama ini dianggap belum cukup membayar ganti rugi bagi korban peledakan pesawat Lockerby. Kedua, untuk menguasai minyak Libia yang sangat berlimpah.

Dampak intervensi militer ini menjadi musibah yang amat buruk bagi rakyat Libia. Selain tewasnya 25 ribu orang akibat perang saudara sejak Pebruari hingga Oktober 2011, dampaknya juga akan terasa dari segi ekonomi. Rakyat Libia akan jatuh ke dalam penjajahan ekonomi yang sangat eksploitatif. Di samping itu, semua harta Qaddafi yang disimpan di bank-bank Barat akan disita Barat untuk membayar ongkos intervensi militer ini. Pemerintahan Libia selanjutnya juga akan dipaksa untuk menjual minyak dan gas Libia dengan harga amat murah kepada Barat, khususnya Amerika dan Perancis. (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 156).

Islam Moderat
Barat juga memanfaatkan ide dan gerakan Islam moderat untuk mengubah haluan perubahan Timur Tengah. Ini dilakukan Barat karena terdapat opini umum yang kuat tentang Islam di Timur Tengah. Maka Barat berusaha menggunakan isu Islam moderat untuk membentuk rejim-rejim baru berbaju Islam, sehingga seolah-olah sudah sesuai dengan Islam, padahal sebenarnya hanya bungkus untuk ideologi Barat. Tujuannya agar umat Islam tertipu dan menyimpang dari arah perubahan hakiki menuju penerapan Islam secara total dalam negara Khilafah.

Cherryl Bernard dkk dari RAND Corporation, sebuah lembaga kajian strategis di Amerika, pada tahun 2007 telah menggagas strategi untuk memanfaatkan Islam moderat dalam merekonstruksi Dunia Islam. Kajian ini memberi rekomendasi kepada Amerika agar menyokong orang-orang Islam moderat guna terjun dalam perang ideologis untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai kelompok jihadi fundamentalis dan kelompok Islam radikal.

Amerika merealisasikan strategi itu dengan dua langkah utama; pertama, menyuplai ide-ide sekuler kepada kelompok-kelompok Islam. Beberapa tokoh kelompok Islam di Kuwait dan Mesir pun kemudian menyuarakan ide Barat ini, antara lain orang non muslim boleh menjadi anggota partai Islam. Atau anggapan bahwa seruan penegakan Syariah hanyalah ajakan emosional belaka dan sudah ketinggalan jaman. Kedua, mengadakan kontak dengan gerakan-gerakan Islam di Mesir, Suriah, Kuwait, Lebanon, Palestina, dan lain-lain. Langkah Amerika ini juga diikuti oleh Eropa yang mengadakan kontak dengan kelompok-kelompok Islam, baik kontak terbuka maupun rahasia.

Tokoh yang dapat menjadi contoh representasi ide Islam moderat adalah Hasan Turabi (Sudan) dan Rasyid Al Ghanusyi (Tunisia). Hasan Turabi seorang doktor lulusan Sorbone Perancis, mendukung apa yang disebutnya “demokrasi Islami.” Sementara Rasyid Al Ghanusyi sebagai pimpinan Hizbun Nahdhah (Partai Kebangkitan) di Tunisia sangat akomodatif terhadap nilai-nilai Barat. Rasyid antara lain menyatakan tidak setuju dengan Khilafah. Di sisi lain dia katakan jika partainya berkuasa, tak akan melarang khamr (minuman keras) dan juga tak akan melarang wanita berpakaian bikini di pantai. (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 178).

Contoh tokoh Islam moderat lainnya adalah Tayyip Erdogan, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Turki). Erdogan pernah mengatakan,”Kami menentang ide negara agama. Kita tak perlu bicara tentang negara Islam dalam pengertiannya yang luas. Yang kita serukan adalah sebuah negara demokrasi yang hakiki, yang memberikan kebebasan, kemuliaan, dan aqidah kepada masyarakat tanpa perbedaan dan diskriminasi.” (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 179).

Jelas, melalui tokoh dan gerakan seperti inilah akhirnya Barat dapat membajak arah perubahan di Timur Tengah. Umat Islam yang menghendaki syariat Islam dalam negara Khilafah, jika tak memiliki kesadaran sempurna akan ideologi Barat, akan dapat dibelokkan dan disesatkan oleh berbagai propaganda ide-ide sekuler dari tokoh-tokoh Islam moderat yang menjadi corong negara-negara kafir penjajah, semisal Hasan Turabi, Rasyid Al Ghanusyi, dan Tayyip Erdogan.

Media Massa
Media massa juga menjadi salah satu alat yang digunakan Barat untuk membajak arah perubahan Timur Tengah. Keliru jika kita menganggap bahwa media massa khususnya televisi, selalu menayangkan realitas apa adanya secara objektif. Yang benar, mereka menayangkan apa yang mereka inginkan, sesuai kepentingan mereka dan kepentingan negara Barat di baliknya.

Media massa bisa saja membesar-besarkan apa yang sebenarnya kecil. Atau sebaliknya mengecilkan sesuatu yang sebenarnya sangat dahsyat. Atau bahkan bisa juga tidak memberitakan suatu realitas sama sekali, padahal sesungguhnya realitas itu ada atau nampak dengan jelas.

Dalam revolusi Timur Tengah, kesan yang ditangkap kuat bagi penonton televisi adalah slogan-slogan perubahan sesaat, seperti “Pergilah Mubarak!” (Irhal Mubarak!). Padahal seruan-seruan yang ideologis dan mendasar seperti tuntutan penegakan Khilafah, sebenarnya cukup banyak, tapi tak mendapat liputan yang memadai.

Misalnya saja, aksi yang terjadi di Homs (Suria). Sekelompok pemuda menyerukan kembalinya Khilafah dalam sebuah masirah (long march) yang dilaksanakan di malam hari. Stasiun Aljazeera yang biasanya meliput kejadian seperti ini bahkan tidak menyebut-nyebutnya sama sekali. Demikian juga di revolusi Tunisia, terdengar seruan-seruan islami seperti ”Al khilafah hiya al hall” (Khilafah adalah solusi). Namun tak ada satu televisi pun yang menayangkan seruan seperti ini. Ketidakadilan media massa ini banyak sekali terjadi dalam revolusi Timur Tengah belakangan ini. (Al Waie [Arab], No 295-297, hlm. 216).

Semua ini tiada lain karena media massa telah diarahkan dan dikendalikan secara langsung atau tidak oleh Barat, khususnya Amerika. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, pernah memberi peringatan (warning) pada 13 Januari 2011 kepada para kepala negara-negara Arab, agar tidak memberi kesempatan kepada kelompok ekstremis untuk memanfaatkan kondisi politik yang ada.

Memang terkadang televisi menampilkan sosok-sosok aktivis Islam beserta tuntutan-tuntutannya. Namun mereka yang muncul itu adalah tokoh-tokoh yang sudah diseleksi dan disenangi Barat, yaitu mereka yang disebut tokoh-tokoh kelompok Islam moderat.

Dengan demikian, jelaslah nampak adanya upaya Barat untuk mengendalikan media massa, sehingga arah perubahan Timur Tengah tidak lagi sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu menuju tegaknya Khilafah, melainkan menuju arah yang sesuai dengan kehendak negara-negara kafir penjajah. [  ]


Source : http://khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=805&Itemid=1