Malam semakin larut, udara malam semakin dingin dan
aktivitas keseharian orang orang sudah mulai menghilang di tengah makin dalam nya malam. Aku duduk
terpana di balkon depan rumah yang
berbatasan langsung dengan jalan
raya wajar kebisingan dan keributan
sudah biasa ku hadapi disini.
Aku duduk
menatap keramain manusia yang lalu lalang
dengan kesibukan masing masing. Dan aku merenungi nasipku yang malang ini , yang tak tau malu ini, yang tak
tau di untung ini, aku duduk termenung dan menatap langit dengan harapan
kosong dalam jiwa seraya mengeluh ”Ya ALLAH apakah akau akan tetap begini dan akan selalu bergantung akan keadaan dan
merasa selalu menjadi yag terbaik ,
padahal akaulah yang tak ada apa-apanya di bandingkian temanku asaja yang ada
di kos ini ,aku ahanya menang dalam kekalahan yang mendalam ya Allah ”
Emppat tahun
lalu saya pernah bermimpi kelak ketika aku kuliah nanti aku pasti merupakan
mahasiswa yang selau terdepan dan kritis dalam akademik dan lulus dengan nilai
yang sangat fantastis dengan harapan kelak aku akan melanjutkan studiku ke
jenjang yang lebih tinggi di barengin dengan memulai karirku sebagai orang
kantoran yang bekerja di perusahaan
multinasional. Kemudian melanjutkan studi yang lebih tingggi lagi dengan
harapan dapat beasiswa kantor untuk kuliah di luar negri.
Itu sudah
empat tahun lalu saya cica-citakan , dan
empat tahun untuk mencapi itu sudah saya jalani
dan kenyataannya satupun dari sekian banyak angan dan cita-cita saya
masih belum ada yang bisa di realisakin hingga saat ini. Satu pun dari semua
angan angan itu masih hanya harapan
bagiku. Yang lebih menyakitkan lagi , aku tidak bisa lulus tepat
waktu untuk studi diplomaku sungguh sangat malang sekali akau ini.
Pantaskah
aku jadi manusia? Pantaskah aku hidup? Pantaskah aku untuk semua ini. Jika teman-teman
masa kecilku di beri kesempatan untuk bisa merasakan dunia kuliah mungkin
mereka tidak akan seperti aku , bahkan mungkin mereka akan jauh melampuiku
tapi sayang tak semua dari mereka bisa
melanjutkan studi untuk kuliah dengan berbagai alasan hingga
minimnya biaya untuk bisa masuk
kuliah.
Sangat banyak
yang bisa di ambil jadi pelajaran, bahkan bisa di jadikan contoh untuk lompatan
yang lebih baik, namun apa daya , semua tergantung niat masing-masing kelak mau jadi apa tergantung orangnya masing
masing .
Tak ada kata terlambat, selagi masih ada kemauan , selagi
masih ada waktu, mengapa tidak melakukkan yang terbaik . usaha di barengin dengan doa insyaallah berkah.