Selasa, 10 Desember 2013

The real Syiria II

Sebagian isi dari tulisan di bawah ini pernah saya tuliskan dalam postingan terdahulu dengan judul "HANYA DI SYRIA". Namun untuk lebih "menjernihkan" lagi pandangan kita tentang Syria, ada baiknya saya postingkan tulisan ini yang saya translasikan dari tulisan yang beredar di media jejaring sosial.


***

Perkenankan saya menyampaikan kepada Anda tentang negeri Syria tercinta. Syria negeri melati dan mawar yang baunya akan terasa saat Anda berjalan di jalanan kota tua Damaskus, kota tertua di dunia.

Syria negeri damai dan harmonis. Syria negeri peruntungan dan kenabian. Syria rumah bagi Jesus (kaum Kristen) dan Mohammad (umat Islam). Syria negeri dimana gereja dan masjid berdiri berdampingan. Syria negeri dimana pemimpin umat Islam mempunyai penasihat seorang Kristen.

Syria negeri dimana sejarah manusia berawal dan dimana sejarah akan berakhir.

Syria negeri yang penuh dengan kemurahan hati dan keramah-tamahan. Syria negeri dimana semua tamu disambut dengan ramah tamah. Syria adalah negeri yang dipenuhi dengan senyuman tulus, jabat tangan dan berbagai undangan yang diterima siapa saja yang berkunjung.

Syria adalah kesegaran, makanan segar, udara segar, air segar, dan senyuman segar!!!

Syria juga negeri "sarang singa", rumah dari pemimpin muda yang berpendidikan, baik hati, berani, pecinta perdamaian, patriot, terpercaya dan terhormat yang bernama Dr. Bashar Al Assad ... !!! Pemimpin yang telah membangun Syria, memajukan pendidikan, memerangi buta huruf, yang membebaskan biaya-biaya pendidikan, yang membebaskan biaya-biaya pengobatan, yang meningkatkan belanja negara dari 43 miliar pound Syria menjadi lebih dari 1 triliun pound syria dalam waktu 10 tahun, pemimpin yang meningkatkan upah minimal buruh dari 3.500 pound Syria menjadi 15.000 pound Syria per-bulan.

Syria adalah negara yang bebas hutang, negara yang secara keseluruhan mampu memenuhi semua kebutuhannya, mulai dari barang-barang rongsokan hingga kendaraan, makanan dan produk-produk lainnya.

Syria adalah satu dari sedikit negara di dunia dimana Anda bisa membeli roti dan bensin dengan harga 1/3 dari biaya produksinya.

Demi Tuhan, inikah negeri yang pantas untuk dihancurkan? Inikah negeri yang pemimpinnya harus diperangi?

Untuk Anda semua dimana saja, bukalah mata dan pikiran Anda. Setelah semua keterangan ini, apakah Anda hidup di negara yang lebih baik dari Syria? Dan apakah pemimpin Anda lebih patriotik dan penyayang daripada pemimpin kami?

Saya pastikan, tidak!

Sebenarnya pemimpin Anda-lah yang seharusnya mundur, atas semua kejahatan yang telah dilakukannya kepada Anda semua: kondisi ekonomi Anda dan reputasi internasional negara Anda.

Jadi bangunlah dan lakukan sesuatu untuk negara Anda dan diri Anda sendiri. Ini adalah Damaskus, negeri sarang singa. Jadi jauhkan tangan kotor Anda dari kami.

(Qussay)

The Real Syiria before war

Pengantar:
Saya baru saja menerima kiriman di beranda "facebook" saya berupa artikel ini. Sebenarnya artikal ini adalah copas-an dari artikel saya yang saya postingkan bulan Oktober 2011, namun sayangnya dalam copas-an tersebut tidak disebutkan sumbernya, yaitu blog ini.

Tentu saja saya cukup penasaran dibuatnya karena ternyata tulisan ini mendapat ratuan "like". Maka saya pun mengecek artikel aslinya yang ada di blog ini pada google. Ternyata sampai beberapa halaman yang saya cari tidak kelihatan, justru copas-annya yang muncul di beberapa blog dan jejaring sosial lain. Tapi biarlah.

Silakan meng-copas tulisan saya sebagaimana beberapa kali saya lakukan pada tulisan-tulisan orang lain. Namun cantumkanlah sumbernya sebagai bentuk penghargaan pada jerih payah penulisnya. Akan lebih baik lagi kalau juga di-link-kan dengan sumber aslinya agar mendapatkan hitnya.

Terima kasih.


----------------------------

Hanya di Syria, seseorang bisa membeli 1 liter bensin seharga 15 SL (Syrian Lira, 1 SL setara sekitar 2$), sementara harga minyak dunia adalah 40 SL. Hanya di Syria, seseorang berhak mendapat perawatan gratis di rumah sakit, bahkan jika harus menjalani operasi. Hanya di Syria, pajak penghasilan hanya 5% untuk mereka yang berpenghasilan tinggi sementara yang berpenghasilan rendah tidak dikenakan pajak.

Hanya di Syria semua anak bisa bersekolah gratis dari SD hingga universitas.Hanya di Syria, hutang luar negerinya sebesar 0$. Hanya di Syria, yang sistem ekonominya berubah dari sosialis ke sistem pasar bebas dan nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing relatif konstan dan stabil.

Hanya di Syria, terdapat lebih dari 1 juta pengungsi Palestina dengan hak-hak kewarganegaraan yang sama dengan penduduk asli tanpa diskriminasi sedikit pun. Hanya di Syria, terdapat 2 juta pengungsi Irak saat terjadi serangan Amerika, dan tidak satupun dari mereka yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Hanya di Syria, seseorang bisa duduk makan di restoran dan mendapatkan Presiden dan sang istri sedang makan di meja sebelah. Hanya di Syria kita menjumpai seorang penganut Shiah menikah dengan penganut Alawite (satu sekte Islam yang mengagungkan sepupu Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, namun bukan Shiah. Banyak terdapat di Syria, Lebanon dan Turki) yang ibunya penganut Sunni dengan saudara ipar seorang penganut Kristen dengan saudara sepupu seorang Kurdi atau Druze (satu sekte agama yang mencampurkan kayakinan Islam dengan Kristen, banyak terdapat di Lebanon dan Syria).

Hanya di Syria, yang pemerintahannya telah mengeluarkan undang-undang parpol, undang-undang media massa, undang-undang pemilu, dan undang-undang pemerintahan daerah. Mereka juga telah mengeluarkan amnesti massal dan peraturan-peraturan lainnya demi mengubah negara menjadi lebih demokratis. Dan lucunya pemerintahan negara-negara tetangga meminta sang presiden untuk "mendengarkan tuntutan rakyat" dan bertindak demokratis hingga menuntut dilakukannya pemilihan umum yang dipercepat disertai pengunduran diri sang presiden. Sementara negara-negara tetangga itu tidak pernah melakukan hal-hal yang dituntutnya itu. Mereka menuntut dilakukannya amandemen undang-undang Syria sementara jika ada seorang warga mereka meneriakkan kata "konstitusi", ia akan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan melakukan tindakan "bid'ah".

Hanya di Syria dimana para pelaku aksi-aksi kerusuhan menentang pemerintah mengklaim sebagai gerakan non-sektarian, namun dengan lantang meneriakkan slogan-slogan seperti: "Alawite ke peti mati, Kristen ke Beirut," atau "Muslim dan Kristen menghancurkan Alawite!", atau "kami tidak ingin melihat seorang Alawite pun", atau "O Alawite, O penyembah berhala, kami akan menguburkanmu!.

Hanya di Syria dimana para pelaku aksi-aksi kerusuhan menentang pemerintah mengklaim sebagai gerakan nasional tanpa campur tangan asing. Namun lucunya banyak di antara mereka berteriak-teriak: "O Israel, kami akan korbankan jiwa dan ragaku untukmu!", atau "Bandar (seorang pangeran kerajaan saudi salafiyun wahabiah), Hariri (mantan PM Lebanon, pengkhianat rakyat yang kini tinggal di pengasingan di Perancis), kami ingin Al-Jazeera (televisi Qatar)," atau slogan-slogan lainnya seperti "Tidak untuk Iran atau Hezbollah, kami menginginkan orang yang takut kepada Allah!" Belum lagi mereka yang berteriak-teriak meminta Amerika dan Eropa untuk turut campur dalam gerakan mereka.

Bodohnya mereka mengklaim sebagai gerakan damai, namun para syeikh mereka menyerukan "jihad" melawan aparat pemerintah dan siapa pun yang tidak sepemikiran dengan mereka. Mereka yang menyerukan gerakan damai itu telah membantai tentara dan penduduk sipil beserta keluarga mereka, menggantung dan memutilasi korban-korbannya sesuai dengan kebencian sekterian mereka. Mereka pula yang telah menembaki polisi dan penduduk sipil dari puncak menara masjid dengan menggunakan senjata Amerika.

Para syeikh wahabi-salafi itu mengambil makna "Ifta'" (kewajiban berdasar fatwa dan menggunakannya untuk membakar kesombongan sektarian, namun tidak pernah melakukan reformasi apapun atau menjaga kepentingan masyarakat sebagaimana klaim mereka. Betapa munafiknya mereka! Tinta fatwa mereka belum kering terkait dengan kutukan mereka terhadap berbagai bentuk demonstrasi dan revolusi di Mesir, Tunisia dan negara-negara lain! Bagaimana bisa mereka membanggakan diri telah mencetak jutaan kopi fatwa tentang larangan berdemonstrasi di Saudi Arabia, Qatar, dan Bahrain.

Bagaimana mereka bisa berpidato dengan penuh kefanatikan menyerukan pembantaian terhadap semua penganut Alawite, pengusiran orang Kristen dari Syria, menyingkirkan semua penganut Ismaelis, Druze dan Sufisme.

Dan inilah fatwa dari "syeikh" Saleh Al-Luhaidan tentang kewajiban melenyapkan 1/3 penduduk Syria untuk menyelamatkan 2/3 lainnya, sementara ia mengutuk aksi demonstrasi di Saudi Arabia dan negara-negara lainnya sebagai dosa besar karena menyebabkan kekacauan dan kehancuran.

Fatwa menentang aksi demonstrasi di Saudi Arabia, Bahrain, Tunisia, Mesir adalah sebuah bentuk dukungan bagi para penguasa moderan yang memilih untuk menyerah terhadap Israel. Itu adalah tindakan politik "melayani Israel" yang tidak ada dasarnya dengan agama. Jika tidak, bagaimana penjelasannya mengapa dalam hal Syria dan hanya Syria, fatwa-fatwa itu menjadi bertolak belakang?

Mengapa kerusuhan di Syria menjadi sebuah "revolution" sementara di tempat lain dicap sebagai "pelanggaran hukum"? Kebohongan-kebohongan itu berakhir dengan sendirinya setelah mereka membongkar sendiri kejahatan konspirasi mereka terhdaap Syria, membuat rakyat Syria sadar dan melawan dengan sekuat tenaga.

Sangat menggelikan, pimpinan Al Qaida Ayman Al-Zawahri dalam pidatonya menyambut ulang tahun kesepuluh Tragedi WTC menuduh pemerintah Syria melakukan "kejahatan yang buruk" terhadap rakyatnya sendiri. Ia juga menyerukan rakyat Syria untuk terus melakukan aksi kerusuhan hingga pemerintah tumbang. Seorang warga Arab mungkin bertanya-tanya: mengapa sikap Al Qaida se-irama dengan Amerika dan sekutunya? Mereka tentu tengah melayani kepentingan Israel sembari membuang jauh-jauh kepentingan Arab (Syria adalah salah satu negara Arab).

Negara-negara Arab tertentu dan televisi-televisi asing melancarkan tuduhan-tuduhan paling buruk yang bisa dibayangkan berdasarkan prinsip "kebohongan dan kebohongan hingga rakyat akhirnya percaya". Berbagai "keajaibatn" muncul dari para awak televisi yang katanya profesional itu. Saksi mata adalah orang yang paling bisa dipercaya, dan orang bisa menemukan seorang analis di sana-sini dan tidak satu pun mereka yang berada di Syria. Tak satu pun dari mereka yang melaporkan korban-korban di pihak pemerintah, setiap hari mayat-mayat aparat keamanan ditemukan dimana-mana yang gambar-gambarnya hanya dimuat oleh media-media massa Syria.

Para pengamat itu tidak memiliki informasi apapun tentang pembantaian aparat keamanan oleh para perusuh, dan jika pun mereka menyebutkan peristiwa itu mereka membalikkan faktanya: "aparat keamanan pemerintah membunuh mereka karena menolak perintah untuk menembak para demonstran yang tidak bersenjata"

Hanya di Syria, dari sebuah gerakan yang mengklaim diri sebagai "Revolusi nasional Arab" orang mendengar slogan-slogan seperti "O Israel, bisakah aku mengorbankan darahku untukmu?". Dan sebagai tambahan, salah satu tokoh gerakan itu Farid Al-Ghadiri, adalah orang yang telah berkunjung ke Israel tahun 2007, menjadi tamu kehormatan parlemen Israel hingga dikecam olah para anggota parlemen Israel keturunan Arab. Kini ia berpidato: "suatu hari bendera Israel akan berkibar di Damascus, karena negara Syria adalah negara damai, baik, dan membenci kebencian, namun Bashar Al-Assad telah memaksa rakyatnya untuk bersikap sebaliknya."

Pengkhianat yang kini tinggal di Washington itu berkoar bahwa inteligen Lebanon mendukung aksi kerusuhan di Syria karena menganggap tumbangnya Assad merupakan keuntungan nasional Lebanon. Ia juga menyerukan dunia internasional untuk melakukan campur tangan di pihak rakyat Syria. "20 rudal yang menghantam kantor-kantor inteligen Syria cukup untuk membuat regim Assad tumbang". Ia pasti tidak menghitung bahwa "keseimbangan regional" sudah berubah paska kekalahan Israel melawan Hizbollah tahun 2006.



Dari: "Only in Syria ..."; Sadeq Khanafer; almanar.com.lb; 4 Oktober 2011

Sabtu, 07 Desember 2013

AMBISI EMOSI EKSPANSI CINA

ANALISIS-(IDB)  : Minggu-minggu ini terjadi perselisihan serius di sebuah zone pertikaian gengsi negara. Gengsi itu pula yang membuat kriteria rasional menjadi berkesan emosional dan tergesa-gesa. Memperebutkan sosok gadis manis memang merupakan perjuangan tersendiri, dengan berbagai upaya untuk mengambil hati.  Cuma “gadis manis” yang satu ini diperebutkan berbagai negara dengan saling mendahului mengakui teritori yang bernama Laut Cina Timur (LCT).  Cina tiba-tiba mengumumkan bahwa LCT adalah zona pertahanan udara dia.



Cina, kekuatan ekonomi nomor dua terbesar di dunia setelah AS sedang membangun kekuatan militernya seperti postur kekuatan ekonominya.  Menuju Cina 2020 dengan ambisi menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia dengan dukungan kekuatan militer berkemampuan ofensif.  Jalan ke arah itu sudah di depan mata riak gelombangnya.  Dua gelombang panas dia luncurkan sekaligus yaitu menetapkan zone identifikasi pertahanan udara di LCT dan melayarkan kapal induk terbarunya Liaoning ke Laut Cina Selatan bersama iringan destroyer, fregat dan kapal selamnya.

Halaman depan rumah kita


Ambisi emosi ekspansi Cina yang mulai membabi buta itu dengan mengumumkan Adiz (Air Defence Identification Zone) di LCT membuat marah sejumlah negara.  Jepang, Korsel, Taiwan, Australia dan AS memberikan reaksi keras pada negeri keras kepala tersebut. Bahkan AS meledeknya dengan mengerahkan 2 bomber kelas berat B52 melintas kawasan itu dengan kawalan kapal induk George Washington dan jet siluman F22 Raptor.  Cina tak bereaksi.  Kasus ini semakin membuka mata pandang kita bahwa Cina akan semakin berbahaya cara bermain apinya karena terkesan ingin adu otot dan menciptakan banyak musuh.



Indonesia memang tidak punya konflik teritori dengan Naga Panda di pulau Natuna.  Namun irisan tumpang tindih teritori di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) utara Natuna tetaplah harus menjadi kewaspadaan Indonesia. Sebab juluran lidah naga yang digambarkan menyapu seluruh LCS dipastikan sampai hembusannya di perairan Natuna sebagaimana peta klaim wilayah yang diumumkan Cina jauh-jauh hari.



Di beberapa tulisan terdahulu kita sudah menggariskan bahwa perairan Natuna dan udaranya harus berada dalam kawalan yang terus menerus, bukan sekedar meluncurkan program gugus tempur laut Tameng Hiu, Tameng Pari atau yang sebangsanya.  Demikian juga dengan patroli udara, haruslah berupa kehadiran tetap dan terus menerus, bukan temporer atau situasional.  Jelasnya harus tersedia kapal perang berpeluru kendali dan jet tempur yang dimarkaskan di Natuna sebagai penegas dan penguat bahwa Indonesia siap bertarung dengan siapa saja yang mengganggu teritorinya.



Merapatkan barisan dengan anggota ASEAN yang lain merupakan opsi “pengobatan alternatif” untuk mengantisipasi situasi kawasan yang memburuk.  Ya kalau ASEAN 10  agak sulit bersenyawa mengapa tidak kembali lagi ke ASEAN 8 atau ASEAN 5 alias negara pendiri ASEAN saja.  Mengapa, karena Kamboja dan Laos sudah ada dalam pengaruh “hipnotis”Cina. Jadi jangan berharap banyak dengan dua negeri Indocina itu untuk ikut melawan Cina.  Merapatkan barisan dengan sesama ASEAN 8 atau ASEAN 5 bermanfaat untuk kesamaan visi dan misi terhadap kehadiran musuh bersama.



Laut Cina Selatan sedang digoyang dengan kedatangan kapal induk Cina yang baru dan pertama. Kapal induk Liaoning dan kapal pengawalnya termasuk kapal selam minggu-minggu ini menghampiri perairan dan gugusan pulau-pulau kecil di kawasan yang mengandung banyak sumber daya energi fosil itu.  Dalam tradisi militer kehadiran armada kapal “tamu” tentu disambut juga dengan pengerahan kapal perang atau kapal selam dari negara di sekitar LCS.  Bahkan AS mengirim kapal selam nuklirnya untuk memantau gerakan armada kapal induk Cina itu.

Yang diluncurkan Rudal buatan Cina C802


Jawaban Indonesia untuk argumen reaksi kedatangan itu, ya tentu mengirim kapal perang juga ke Natuna.  Namun jawaban visioner RI untuk menyongsong tahun 2020 jelas memperlihatkan keseriusan Pemerintah untuk membangun kekuatan militer sekuat tenaga. 

Perkuatan militer Indonesia untuk 6 tahun ke depan diprediksi akan mendatangkan alutsista strategis berupa 8-10 kapal selam, 3-4 destroyer, 10-12 fregat, 3 skuadron jet tempur Sukhoi Family.  Penting untuk diketahui bahwa program perkuatan alutsista bukanlah merupakan beban atau expense bagi negara bangsa. Tetapi harus memandangnya dalam bingkai investasi pertahanan, nation capital.  Tidak sulit mendatangkan asset pertahanan strategis itu jika ada kemauan yang kuat bergelora untuk memastikan nilai dan harga pertahanan bangsa.



Ambisi emosi ekspansi Cina harus disikapi dengan cara pandang visioner.  Persahabatan tetaplah  dijalankan.  Tapi postur diri tetap harus dikuattegarkan sehingga ketika dia tiba-tiba melotot kita pun balas melotot juga.  Meski sejauh ini kita tidak berkonflik teritori dengan Cina di LCS tetaplah kita siapkan modal pertahanan diri, memperkuat militer dan persenjataannya.   

Sejauh ini geliat militer Cina merupakan indikator utama untuk mempersiapkan kekuatan pukul setara.  Tetapi manfaat lain tentu “berguna” pada lingkungan sekitar misalnya Australia, Malaysia dan Singapura. Negara-negara ini tentu tidak lagi meremehkan kekuatan milter Indonesia bahkan cenderung mulai melancarkan jurus “senyum ramah tamah yang penuh pamrih”.  Kalau tak percaya kita lihat saja pada bulan dan tahun-tahun mendatang sapaan diplomatik mereka.


Ssumber : Analisis