Selasa, 10 Desember 2013

The real Syiria II

Sebagian isi dari tulisan di bawah ini pernah saya tuliskan dalam postingan terdahulu dengan judul "HANYA DI SYRIA". Namun untuk lebih "menjernihkan" lagi pandangan kita tentang Syria, ada baiknya saya postingkan tulisan ini yang saya translasikan dari tulisan yang beredar di media jejaring sosial.


***

Perkenankan saya menyampaikan kepada Anda tentang negeri Syria tercinta. Syria negeri melati dan mawar yang baunya akan terasa saat Anda berjalan di jalanan kota tua Damaskus, kota tertua di dunia.

Syria negeri damai dan harmonis. Syria negeri peruntungan dan kenabian. Syria rumah bagi Jesus (kaum Kristen) dan Mohammad (umat Islam). Syria negeri dimana gereja dan masjid berdiri berdampingan. Syria negeri dimana pemimpin umat Islam mempunyai penasihat seorang Kristen.

Syria negeri dimana sejarah manusia berawal dan dimana sejarah akan berakhir.

Syria negeri yang penuh dengan kemurahan hati dan keramah-tamahan. Syria negeri dimana semua tamu disambut dengan ramah tamah. Syria adalah negeri yang dipenuhi dengan senyuman tulus, jabat tangan dan berbagai undangan yang diterima siapa saja yang berkunjung.

Syria adalah kesegaran, makanan segar, udara segar, air segar, dan senyuman segar!!!

Syria juga negeri "sarang singa", rumah dari pemimpin muda yang berpendidikan, baik hati, berani, pecinta perdamaian, patriot, terpercaya dan terhormat yang bernama Dr. Bashar Al Assad ... !!! Pemimpin yang telah membangun Syria, memajukan pendidikan, memerangi buta huruf, yang membebaskan biaya-biaya pendidikan, yang membebaskan biaya-biaya pengobatan, yang meningkatkan belanja negara dari 43 miliar pound Syria menjadi lebih dari 1 triliun pound syria dalam waktu 10 tahun, pemimpin yang meningkatkan upah minimal buruh dari 3.500 pound Syria menjadi 15.000 pound Syria per-bulan.

Syria adalah negara yang bebas hutang, negara yang secara keseluruhan mampu memenuhi semua kebutuhannya, mulai dari barang-barang rongsokan hingga kendaraan, makanan dan produk-produk lainnya.

Syria adalah satu dari sedikit negara di dunia dimana Anda bisa membeli roti dan bensin dengan harga 1/3 dari biaya produksinya.

Demi Tuhan, inikah negeri yang pantas untuk dihancurkan? Inikah negeri yang pemimpinnya harus diperangi?

Untuk Anda semua dimana saja, bukalah mata dan pikiran Anda. Setelah semua keterangan ini, apakah Anda hidup di negara yang lebih baik dari Syria? Dan apakah pemimpin Anda lebih patriotik dan penyayang daripada pemimpin kami?

Saya pastikan, tidak!

Sebenarnya pemimpin Anda-lah yang seharusnya mundur, atas semua kejahatan yang telah dilakukannya kepada Anda semua: kondisi ekonomi Anda dan reputasi internasional negara Anda.

Jadi bangunlah dan lakukan sesuatu untuk negara Anda dan diri Anda sendiri. Ini adalah Damaskus, negeri sarang singa. Jadi jauhkan tangan kotor Anda dari kami.

(Qussay)

The Real Syiria before war

Pengantar:
Saya baru saja menerima kiriman di beranda "facebook" saya berupa artikel ini. Sebenarnya artikal ini adalah copas-an dari artikel saya yang saya postingkan bulan Oktober 2011, namun sayangnya dalam copas-an tersebut tidak disebutkan sumbernya, yaitu blog ini.

Tentu saja saya cukup penasaran dibuatnya karena ternyata tulisan ini mendapat ratuan "like". Maka saya pun mengecek artikel aslinya yang ada di blog ini pada google. Ternyata sampai beberapa halaman yang saya cari tidak kelihatan, justru copas-annya yang muncul di beberapa blog dan jejaring sosial lain. Tapi biarlah.

Silakan meng-copas tulisan saya sebagaimana beberapa kali saya lakukan pada tulisan-tulisan orang lain. Namun cantumkanlah sumbernya sebagai bentuk penghargaan pada jerih payah penulisnya. Akan lebih baik lagi kalau juga di-link-kan dengan sumber aslinya agar mendapatkan hitnya.

Terima kasih.


----------------------------

Hanya di Syria, seseorang bisa membeli 1 liter bensin seharga 15 SL (Syrian Lira, 1 SL setara sekitar 2$), sementara harga minyak dunia adalah 40 SL. Hanya di Syria, seseorang berhak mendapat perawatan gratis di rumah sakit, bahkan jika harus menjalani operasi. Hanya di Syria, pajak penghasilan hanya 5% untuk mereka yang berpenghasilan tinggi sementara yang berpenghasilan rendah tidak dikenakan pajak.

Hanya di Syria semua anak bisa bersekolah gratis dari SD hingga universitas.Hanya di Syria, hutang luar negerinya sebesar 0$. Hanya di Syria, yang sistem ekonominya berubah dari sosialis ke sistem pasar bebas dan nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing relatif konstan dan stabil.

Hanya di Syria, terdapat lebih dari 1 juta pengungsi Palestina dengan hak-hak kewarganegaraan yang sama dengan penduduk asli tanpa diskriminasi sedikit pun. Hanya di Syria, terdapat 2 juta pengungsi Irak saat terjadi serangan Amerika, dan tidak satupun dari mereka yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Hanya di Syria, seseorang bisa duduk makan di restoran dan mendapatkan Presiden dan sang istri sedang makan di meja sebelah. Hanya di Syria kita menjumpai seorang penganut Shiah menikah dengan penganut Alawite (satu sekte Islam yang mengagungkan sepupu Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, namun bukan Shiah. Banyak terdapat di Syria, Lebanon dan Turki) yang ibunya penganut Sunni dengan saudara ipar seorang penganut Kristen dengan saudara sepupu seorang Kurdi atau Druze (satu sekte agama yang mencampurkan kayakinan Islam dengan Kristen, banyak terdapat di Lebanon dan Syria).

Hanya di Syria, yang pemerintahannya telah mengeluarkan undang-undang parpol, undang-undang media massa, undang-undang pemilu, dan undang-undang pemerintahan daerah. Mereka juga telah mengeluarkan amnesti massal dan peraturan-peraturan lainnya demi mengubah negara menjadi lebih demokratis. Dan lucunya pemerintahan negara-negara tetangga meminta sang presiden untuk "mendengarkan tuntutan rakyat" dan bertindak demokratis hingga menuntut dilakukannya pemilihan umum yang dipercepat disertai pengunduran diri sang presiden. Sementara negara-negara tetangga itu tidak pernah melakukan hal-hal yang dituntutnya itu. Mereka menuntut dilakukannya amandemen undang-undang Syria sementara jika ada seorang warga mereka meneriakkan kata "konstitusi", ia akan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan melakukan tindakan "bid'ah".

Hanya di Syria dimana para pelaku aksi-aksi kerusuhan menentang pemerintah mengklaim sebagai gerakan non-sektarian, namun dengan lantang meneriakkan slogan-slogan seperti: "Alawite ke peti mati, Kristen ke Beirut," atau "Muslim dan Kristen menghancurkan Alawite!", atau "kami tidak ingin melihat seorang Alawite pun", atau "O Alawite, O penyembah berhala, kami akan menguburkanmu!.

Hanya di Syria dimana para pelaku aksi-aksi kerusuhan menentang pemerintah mengklaim sebagai gerakan nasional tanpa campur tangan asing. Namun lucunya banyak di antara mereka berteriak-teriak: "O Israel, kami akan korbankan jiwa dan ragaku untukmu!", atau "Bandar (seorang pangeran kerajaan saudi salafiyun wahabiah), Hariri (mantan PM Lebanon, pengkhianat rakyat yang kini tinggal di pengasingan di Perancis), kami ingin Al-Jazeera (televisi Qatar)," atau slogan-slogan lainnya seperti "Tidak untuk Iran atau Hezbollah, kami menginginkan orang yang takut kepada Allah!" Belum lagi mereka yang berteriak-teriak meminta Amerika dan Eropa untuk turut campur dalam gerakan mereka.

Bodohnya mereka mengklaim sebagai gerakan damai, namun para syeikh mereka menyerukan "jihad" melawan aparat pemerintah dan siapa pun yang tidak sepemikiran dengan mereka. Mereka yang menyerukan gerakan damai itu telah membantai tentara dan penduduk sipil beserta keluarga mereka, menggantung dan memutilasi korban-korbannya sesuai dengan kebencian sekterian mereka. Mereka pula yang telah menembaki polisi dan penduduk sipil dari puncak menara masjid dengan menggunakan senjata Amerika.

Para syeikh wahabi-salafi itu mengambil makna "Ifta'" (kewajiban berdasar fatwa dan menggunakannya untuk membakar kesombongan sektarian, namun tidak pernah melakukan reformasi apapun atau menjaga kepentingan masyarakat sebagaimana klaim mereka. Betapa munafiknya mereka! Tinta fatwa mereka belum kering terkait dengan kutukan mereka terhadap berbagai bentuk demonstrasi dan revolusi di Mesir, Tunisia dan negara-negara lain! Bagaimana bisa mereka membanggakan diri telah mencetak jutaan kopi fatwa tentang larangan berdemonstrasi di Saudi Arabia, Qatar, dan Bahrain.

Bagaimana mereka bisa berpidato dengan penuh kefanatikan menyerukan pembantaian terhadap semua penganut Alawite, pengusiran orang Kristen dari Syria, menyingkirkan semua penganut Ismaelis, Druze dan Sufisme.

Dan inilah fatwa dari "syeikh" Saleh Al-Luhaidan tentang kewajiban melenyapkan 1/3 penduduk Syria untuk menyelamatkan 2/3 lainnya, sementara ia mengutuk aksi demonstrasi di Saudi Arabia dan negara-negara lainnya sebagai dosa besar karena menyebabkan kekacauan dan kehancuran.

Fatwa menentang aksi demonstrasi di Saudi Arabia, Bahrain, Tunisia, Mesir adalah sebuah bentuk dukungan bagi para penguasa moderan yang memilih untuk menyerah terhadap Israel. Itu adalah tindakan politik "melayani Israel" yang tidak ada dasarnya dengan agama. Jika tidak, bagaimana penjelasannya mengapa dalam hal Syria dan hanya Syria, fatwa-fatwa itu menjadi bertolak belakang?

Mengapa kerusuhan di Syria menjadi sebuah "revolution" sementara di tempat lain dicap sebagai "pelanggaran hukum"? Kebohongan-kebohongan itu berakhir dengan sendirinya setelah mereka membongkar sendiri kejahatan konspirasi mereka terhdaap Syria, membuat rakyat Syria sadar dan melawan dengan sekuat tenaga.

Sangat menggelikan, pimpinan Al Qaida Ayman Al-Zawahri dalam pidatonya menyambut ulang tahun kesepuluh Tragedi WTC menuduh pemerintah Syria melakukan "kejahatan yang buruk" terhadap rakyatnya sendiri. Ia juga menyerukan rakyat Syria untuk terus melakukan aksi kerusuhan hingga pemerintah tumbang. Seorang warga Arab mungkin bertanya-tanya: mengapa sikap Al Qaida se-irama dengan Amerika dan sekutunya? Mereka tentu tengah melayani kepentingan Israel sembari membuang jauh-jauh kepentingan Arab (Syria adalah salah satu negara Arab).

Negara-negara Arab tertentu dan televisi-televisi asing melancarkan tuduhan-tuduhan paling buruk yang bisa dibayangkan berdasarkan prinsip "kebohongan dan kebohongan hingga rakyat akhirnya percaya". Berbagai "keajaibatn" muncul dari para awak televisi yang katanya profesional itu. Saksi mata adalah orang yang paling bisa dipercaya, dan orang bisa menemukan seorang analis di sana-sini dan tidak satu pun mereka yang berada di Syria. Tak satu pun dari mereka yang melaporkan korban-korban di pihak pemerintah, setiap hari mayat-mayat aparat keamanan ditemukan dimana-mana yang gambar-gambarnya hanya dimuat oleh media-media massa Syria.

Para pengamat itu tidak memiliki informasi apapun tentang pembantaian aparat keamanan oleh para perusuh, dan jika pun mereka menyebutkan peristiwa itu mereka membalikkan faktanya: "aparat keamanan pemerintah membunuh mereka karena menolak perintah untuk menembak para demonstran yang tidak bersenjata"

Hanya di Syria, dari sebuah gerakan yang mengklaim diri sebagai "Revolusi nasional Arab" orang mendengar slogan-slogan seperti "O Israel, bisakah aku mengorbankan darahku untukmu?". Dan sebagai tambahan, salah satu tokoh gerakan itu Farid Al-Ghadiri, adalah orang yang telah berkunjung ke Israel tahun 2007, menjadi tamu kehormatan parlemen Israel hingga dikecam olah para anggota parlemen Israel keturunan Arab. Kini ia berpidato: "suatu hari bendera Israel akan berkibar di Damascus, karena negara Syria adalah negara damai, baik, dan membenci kebencian, namun Bashar Al-Assad telah memaksa rakyatnya untuk bersikap sebaliknya."

Pengkhianat yang kini tinggal di Washington itu berkoar bahwa inteligen Lebanon mendukung aksi kerusuhan di Syria karena menganggap tumbangnya Assad merupakan keuntungan nasional Lebanon. Ia juga menyerukan dunia internasional untuk melakukan campur tangan di pihak rakyat Syria. "20 rudal yang menghantam kantor-kantor inteligen Syria cukup untuk membuat regim Assad tumbang". Ia pasti tidak menghitung bahwa "keseimbangan regional" sudah berubah paska kekalahan Israel melawan Hizbollah tahun 2006.



Dari: "Only in Syria ..."; Sadeq Khanafer; almanar.com.lb; 4 Oktober 2011

Sabtu, 07 Desember 2013

AMBISI EMOSI EKSPANSI CINA

ANALISIS-(IDB)  : Minggu-minggu ini terjadi perselisihan serius di sebuah zone pertikaian gengsi negara. Gengsi itu pula yang membuat kriteria rasional menjadi berkesan emosional dan tergesa-gesa. Memperebutkan sosok gadis manis memang merupakan perjuangan tersendiri, dengan berbagai upaya untuk mengambil hati.  Cuma “gadis manis” yang satu ini diperebutkan berbagai negara dengan saling mendahului mengakui teritori yang bernama Laut Cina Timur (LCT).  Cina tiba-tiba mengumumkan bahwa LCT adalah zona pertahanan udara dia.



Cina, kekuatan ekonomi nomor dua terbesar di dunia setelah AS sedang membangun kekuatan militernya seperti postur kekuatan ekonominya.  Menuju Cina 2020 dengan ambisi menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia dengan dukungan kekuatan militer berkemampuan ofensif.  Jalan ke arah itu sudah di depan mata riak gelombangnya.  Dua gelombang panas dia luncurkan sekaligus yaitu menetapkan zone identifikasi pertahanan udara di LCT dan melayarkan kapal induk terbarunya Liaoning ke Laut Cina Selatan bersama iringan destroyer, fregat dan kapal selamnya.

Halaman depan rumah kita


Ambisi emosi ekspansi Cina yang mulai membabi buta itu dengan mengumumkan Adiz (Air Defence Identification Zone) di LCT membuat marah sejumlah negara.  Jepang, Korsel, Taiwan, Australia dan AS memberikan reaksi keras pada negeri keras kepala tersebut. Bahkan AS meledeknya dengan mengerahkan 2 bomber kelas berat B52 melintas kawasan itu dengan kawalan kapal induk George Washington dan jet siluman F22 Raptor.  Cina tak bereaksi.  Kasus ini semakin membuka mata pandang kita bahwa Cina akan semakin berbahaya cara bermain apinya karena terkesan ingin adu otot dan menciptakan banyak musuh.



Indonesia memang tidak punya konflik teritori dengan Naga Panda di pulau Natuna.  Namun irisan tumpang tindih teritori di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) utara Natuna tetaplah harus menjadi kewaspadaan Indonesia. Sebab juluran lidah naga yang digambarkan menyapu seluruh LCS dipastikan sampai hembusannya di perairan Natuna sebagaimana peta klaim wilayah yang diumumkan Cina jauh-jauh hari.



Di beberapa tulisan terdahulu kita sudah menggariskan bahwa perairan Natuna dan udaranya harus berada dalam kawalan yang terus menerus, bukan sekedar meluncurkan program gugus tempur laut Tameng Hiu, Tameng Pari atau yang sebangsanya.  Demikian juga dengan patroli udara, haruslah berupa kehadiran tetap dan terus menerus, bukan temporer atau situasional.  Jelasnya harus tersedia kapal perang berpeluru kendali dan jet tempur yang dimarkaskan di Natuna sebagai penegas dan penguat bahwa Indonesia siap bertarung dengan siapa saja yang mengganggu teritorinya.



Merapatkan barisan dengan anggota ASEAN yang lain merupakan opsi “pengobatan alternatif” untuk mengantisipasi situasi kawasan yang memburuk.  Ya kalau ASEAN 10  agak sulit bersenyawa mengapa tidak kembali lagi ke ASEAN 8 atau ASEAN 5 alias negara pendiri ASEAN saja.  Mengapa, karena Kamboja dan Laos sudah ada dalam pengaruh “hipnotis”Cina. Jadi jangan berharap banyak dengan dua negeri Indocina itu untuk ikut melawan Cina.  Merapatkan barisan dengan sesama ASEAN 8 atau ASEAN 5 bermanfaat untuk kesamaan visi dan misi terhadap kehadiran musuh bersama.



Laut Cina Selatan sedang digoyang dengan kedatangan kapal induk Cina yang baru dan pertama. Kapal induk Liaoning dan kapal pengawalnya termasuk kapal selam minggu-minggu ini menghampiri perairan dan gugusan pulau-pulau kecil di kawasan yang mengandung banyak sumber daya energi fosil itu.  Dalam tradisi militer kehadiran armada kapal “tamu” tentu disambut juga dengan pengerahan kapal perang atau kapal selam dari negara di sekitar LCS.  Bahkan AS mengirim kapal selam nuklirnya untuk memantau gerakan armada kapal induk Cina itu.

Yang diluncurkan Rudal buatan Cina C802


Jawaban Indonesia untuk argumen reaksi kedatangan itu, ya tentu mengirim kapal perang juga ke Natuna.  Namun jawaban visioner RI untuk menyongsong tahun 2020 jelas memperlihatkan keseriusan Pemerintah untuk membangun kekuatan militer sekuat tenaga. 

Perkuatan militer Indonesia untuk 6 tahun ke depan diprediksi akan mendatangkan alutsista strategis berupa 8-10 kapal selam, 3-4 destroyer, 10-12 fregat, 3 skuadron jet tempur Sukhoi Family.  Penting untuk diketahui bahwa program perkuatan alutsista bukanlah merupakan beban atau expense bagi negara bangsa. Tetapi harus memandangnya dalam bingkai investasi pertahanan, nation capital.  Tidak sulit mendatangkan asset pertahanan strategis itu jika ada kemauan yang kuat bergelora untuk memastikan nilai dan harga pertahanan bangsa.



Ambisi emosi ekspansi Cina harus disikapi dengan cara pandang visioner.  Persahabatan tetaplah  dijalankan.  Tapi postur diri tetap harus dikuattegarkan sehingga ketika dia tiba-tiba melotot kita pun balas melotot juga.  Meski sejauh ini kita tidak berkonflik teritori dengan Cina di LCS tetaplah kita siapkan modal pertahanan diri, memperkuat militer dan persenjataannya.   

Sejauh ini geliat militer Cina merupakan indikator utama untuk mempersiapkan kekuatan pukul setara.  Tetapi manfaat lain tentu “berguna” pada lingkungan sekitar misalnya Australia, Malaysia dan Singapura. Negara-negara ini tentu tidak lagi meremehkan kekuatan milter Indonesia bahkan cenderung mulai melancarkan jurus “senyum ramah tamah yang penuh pamrih”.  Kalau tak percaya kita lihat saja pada bulan dan tahun-tahun mendatang sapaan diplomatik mereka.


Ssumber : Analisis

Selasa, 19 November 2013

Banyak yang tak pasti di Lapangan

Angin bergerak tak tau arah ,terkadang ia  dari utara  dan kemudian dari  selatan dan tak ada hentinya menghantam tenda plastik kecil kami yang hanya di muat oleh 4 orang saja di tambah lagi  gelap malam yang sangat mencekam di tengah hutan  belantara yang  sangat mengerikan , hujan  rintik rintik yang tak kunjung  berhenti  membuat suasana di tengah gunung ini semakin  mengerikan dan menakutkan, di lain itu baju tebal yang  kami bawa sangat tidak mencukupi untuk  menjaga tubuh  dari suhu  di tempat itu yang hanya 9-12 *C saja , begitulah awal kisah pendakian kami ke gunung slamet di jawa tengah.
      Kami hanya dapat informasi tentang gunung ini  dari internet, dan mencari bahan  dan alat yang kami butuhkan untuk mendaki  sesuai dengan prosedure biasa untuk pendaki, mulai dari tenda ,tas gunung ,leepeng bag dan banyak lainnya. dengan gaya optimis semua teman  sudah sangat percaya bahwa pendakian ini  hanyalah seperti rekreasi dan jalan jalan biasa di atas gunung. setelah semua di persiapkan kami  berangkat pagi hari  dari kota bandung  menuju Purwokerto jawa tengah  di mana gunung  ini terletak  dan pendakian di mulai dari arah banyumas ,karna  ada dua jalur pendakian menuju slamat  yaitu dari utara  dan selatan , kami memilih jalur utara  waktu itu  karna katanya paling susah dan paling menantang  di banding dari jalur selatan.
     dan setalah hampir 10 jam perjalanan kami akirnya  smpai juga di pos pendakian , disini kami registasi  dan  sertifikasi  barang barang yang kami bawa  , asuransi dan lain lain di  periksa disini  dna ini  merupakan perkampungan terakhir disini karna  pos selanjutnya hanya  sopo sopo yang tak punya  penghuni,.
                                                             TBC

Sabtu, 16 November 2013

Kopi Nikmat Khas Tapanuli, Terbuat dari Biji Salak

VIVAlife - Selama ini, banyak orang menganggap biji salak hanyalah sampah. Mereka yang mengkonsumsinya tak banyak tahu jika biji buah bersisik itu memiliki manfaat yang bisa diolah menjadi minuman nikmat.

Di tangan Lestari, biji salak pun tak pernah terbuang sia-sia. Ia berhasil mengolahnya menjadi kopi nikmat yang kini menjadi minuman khas daerah Tapanuli Selatan. Daerah ini memang jadi penghasil salak terbesar di Sumatera Utara.

Di salah satu industri rumah tangga yang ada di Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, ribuan biji salak terlihat dijemur di salah satu ruangan untuk dikeringkan sebelum diproses menjadi kopi. Biji salak tersebut diambil dari salak khusus.
Setelah satu minggu dijemur, biji-biji salak tersebut langsung digongseng dalam sebuah kuali khusus. Sejumlah pekerja terlihat sabar memproses biji salak untuk diubah menjadi kopi tradisonal. 

Selanjutnya, setelah biji salak tersebut sudah berwarna hitam langsung ditumbuk di salah satu tempat. Setelah satu jam ditumbuk, biji salak itupun terlihat menjadi bubuk. Tapi, tunggu dulu, proses pembuatannya bukan hanya sampai di situ. Setelah biji salak menjadi halus langsung diblender dan diayak.

Usaha pembuatan kopi biji salak ini berawal dari keinginan membuat inovasi agar biji salak ini tidak terbuang, sehingga hasil olahannya bisa bernilai tinggi.
Masyarakat di Tapanuli Selatan sudah mulai mengenal kopi biji salak ini. Setiap bungkusnya, kopi tersebut dijual dengan harga yang terjangkau.

"Setiap harinya, kami hanya bisa menghasilkan lima kilogram kopi yang berasal dari bubuk salak," kata Lestari.

Sebab, lanjutnya, selain pembuatannya masih tradisional, biji salak tersebut harus dijemur selama satu minggu. Kopi dari biji salak itu sudah dijual di sejumlah pasar swalayan dengan harga Rp 50.000 per bungkusnya. (one)

Kamis, 14 November 2013

About

blog ini berisi cerita dan berbagai karya tulis yang saya minati dan  tekuni

Senin, 11 November 2013

Pemuda obor perubahan

dakwatuna.com - Waktu adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan manusia, terlebih ketika seseorang tengah berada dalam keadaan produktif, kita biasa menyebutnya sebagai pemuda. Waktu muda ini hanya datang sekali dalam lintasan hidup kita. Maka janganlah disia-siakan dan kita gunakan seoptimal mungkin, apalagi yang ditakdirkan menjalani dunia kampus. Masa muda adalah masa produktif untuk berkarya dan menghasilkan karya.
Jika kita melihat, menelaah dan membaca kembali sejarah, maka kita akan menyaksikan bahwa peradaban ini mampu menjadi peradaban yang tinggi dan memiliki izzah, dikawal dan didukung oleh generasi mudanya. Ada 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga, kesemuanya adalah pemuda, yang tidak lebih tua dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam. Ada panglima muda, Usamah ibn Zaid Radhiyallahu ‘anhu yang memimpin pasukan muslimin melawan imperium besar romawi, dan memenangkannya. Ada Umar ibn Abdul Aziz, seorang khalifah Bani Umayyah yang memimpin saat masih muda dan mampu menyejahterakan rakyatnya. Ada Shalahuddin al Ayyubi, pembebas Palestina, komandan yang juga masih muda. Ada Muhammad al Fatih, sang khalifah pembebas Konstantinopel, yang juga masih berusia muda. Begitulah pemuda-pemuda unggul zaman dahulu, yang punya semangat besar, yang punya visi besar, dan fokus pada apa yang dia kejar. Karena yang namanya perubahan itu selalu menjadi miliknya anak muda.
Lalu bagaimanakah karakter pribadi yang unggul itu??
Jika kita menyibak lebih jauh lagi, tentu kita mengenal kisah tentang sekelompok pemuda yang berlindung ke dalam gua untuk mempertahankan aqidahnya, pemuda kahfi. Di dalam al Quran Allah menyebut pemuda dengan sebutan الفتى. Dalam surah Al Kahfi ayat ke 13 Allah ta’ala berfirman:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ……
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”
Karakter pemuda yang unggul adalah ia yang mau melakukan perubahan dan kebangkitan.
Jika kita pemuda dan kita tidak mau melakukan perubahan pada tingkat diri kita, tingkat lingkungan sosial kita. Tidak melakukan proses kebangkitan di sekeliling kita, maka kita bukanlah pemuda
Ciri seorang pemuda yang unggul telah Allah gambarkan dalam surat al kahfi tadi, yakni pemuda yang memiliki iman yang kuat dan mendapatkan hidayah dari Allah sehingga mudah dalam melakukan ibadah dan ketaatan. Begitulah yang kita dapatkan pada pemuda-pemuda unggul zaman dahulu, pada Muhammad al Fatih, pada Shalahuddin al Ayyubi, pada para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam. Pemuda progresif yang memiliki keberanian menembus kemustahilan, semangat membara dan cerdas menyusun strategi.
Karakter lain pemuda-pemuda unggul itu adalah mereka yang berusaha menjadi orang yang benar, mengamalkan yang benar, mengajak kepada yang benar, bersabar bersama orang-orang yang benar dan itu ditopang oleh pijakan yang kuat, yakni ilmu yang berdasarkan Quran dan sunnah.
Ya, konten sebuah kebangkitan dikawal oleh ilmu-ilmu-ilmu
Maka saat kita berada dalam kondisi paling produktif kita, pemuda. Jangan sia-siakan, gunakanlah untuk membaca, menulis, menganalisa, dan lakukan perubahan pada diri kita dan lingkungan sosial di sekitar kita.
Ada kata-kata yang sering kita dengar tentang pemuda, “Pemuda bukanlah yang mengatakan inilah bapakku, melainkan pemuda adalah ia yang mengatakan, inilah AKU!”
Peradaban ke depan, akan terlihat bagus tidaknya dimulai dan dapat dilihat dari ilmu yang dimiliki anak-anak muda ini…
Lalu, di manakah pemuda kahfi itu saat ini??
Di manakah pemuda-pemuda unggul itu saat ini??
Semoga kitalah salah satunya,
Semoga kitalah salah satunya pemuda-pemuda unggul itu, yang memiliki iman yang kuat, diberikan hidayah oleh Allah dan dimudahkan dalam melakukan ibadah dan ketaatan
Semoga kitalah salah satunya,
Pilar dan penggerak kebangkitan kembali Islam…
Allahu a’lam bisshawab.



Read more: http://blog.itsar.info/2013/11/obor-peradaban-itu-bernama-pemuda.html#ixzz2kOmtxOmE 
Follow us: @ITSAR_ID on Twitter | itsarpage on Facebook

12/11/2013 ,di kamar penuh buku

semakin tua umur seharusnya semakin  dewasa pikiran dan semakin mengeri tantangan yang sudah menanti di depan mata, semakin rajin kuliah dan  semakin  mengerti esensi dari kuliah itu sendiri. Aku tak tau kenapa mengapa  semakin ujung perjalanan ini semakin  malas  pula kakai ini untuk  menginjakkan kaki di kampus untuk belajar dan belajar lagi .
 dan tak dapat di pungkiri faktor lingkungan sangat  mempengaruhi kehidupan ini, jika  lingkungan  itu baik  maka  kita juga akan termasuk baik di dlama itu dan  sebaliknya  ,, namun yang terjadi sekarang ini adalah yang tak baik  dari kebaikan itu yang hadir di depan mata . hancur deh  masa depan gua disini,, di kontrakan ini ,,
    apa  akan berlaku lagi  prinsip orang orang terdahulu itu ya , yang  hidup  adalah orang yang kuat ,
layaknya di film-film barat  yang berusaha hidup di hutan belantara dengan kemampuan survive dari lawan dan dapat mengalahkan lawan maka yang hidup  adalah orang yang  bisa bertahan dan mempertahankan kehidupannya,,, ,, tapi itu hanyalah  ke icikan nya si pembuat film aja kanyaknya dan persetanlah sama  film , yang saya  pikirkan ,, bagaiman dengan masa depan saya,..
asli  lagi  bungung bangat, lagi stres bangat , lagi ngak mau ngapa-ngapain  ,, kuliah  malasss

Selasa, 05 November 2013

Mossad dan CIA pun keok di tangan Hizbullah

 Di tengah hiruk-pikuk tentang isu penyadapan yang dilakukan inteligen Amerika terhadap negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan sekutu-sekutu dekatnya sendiri yang dikenal maju, muncul kabar mengejutkan tentang kegagalan CIA melakukan penetrasi inteligen terhadap Hizbollah. Padahal Hizbollah hanyalah sebuah LSM di satu negara kecil dan relatif tertinggal bernama Lebanon.

Kabar mengejutkan ini muncul bertahun-tahun setelah Hizbollah diketahui berhasil melakukan penetrasi inteligen terhadap Israel, negara yang dianggap memiliki inteligen paling maju di dunia. Pada tahun 1997, misalnya, Hizbollah berhasil melacak sebuah gerakan militer satu regu pasukan Israel dan kemudian melakukan serangan dadakan terhadapnya hingga menewaskan 12 pasukan komando elit Israel. Hizbollah juga berhasil mendapatkan data penerbangan drone-drone Israel di Lebanon, termasuk foto-foto udara yang dihasilkan drone-drone itu, yang dilakukan Israel menjelang serangan bom terhadap mantan perdana menteri Rafik Hariri, yang mengindikasikan kuat bahwa Israel berada di belakang serangan teroris itu. 

Lebih mengejutkan lagi, beberapa waktu lalu sebuah drone Hizbollah berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, melayang berpuluh-puluh kilometer melewati tempat-tempat strategis Israel hingga mendekati reaktor nuklir Dimona serta berhasil mengirimkan data-data penting Israel ke markas Hizbollah dan Iran. Tentu saja hal ini tidak mengecilkan kecanggihan inteligen Israel yang "berhasil" melakukan serangkaian serangan mematikan terhadap beberapa pimpinan Hizbollah di luar negeri, atau serangkaian serangan bom mobil di wilayah-wilayah kekuasaan Hizbollah beberapa waktu terakhir. 

Seorang mantan pejabat inteligen Israel mengakui ketidakmampuan Amerika dan Israel untuk memata-matai Hizbullah. Kantor berita ISNA pada hari Sabtu (2/11) melaporkan pernyataan Amos Gilboa, mantan Kepala Departemen Riset Badan Intelijen Militer Israel tentang kekebalan inteligen Hizbullah dari serangan Amerika dan Israel. Menurutnya seluruh upaya Washington untuk memata-matai kelompok ini menemui jalan buntu.

Laporan mengejutkan itu juga terjadi setelah Hizbollah dalam setahun terakhir ini berhasil membongkar jaringan mata-mata Israel di Lebanon, menangkap beberapa mata-mata Israel dan menyita peralatan-peralatan inteligen canggih Israel di beberapa tempat di Lebanon. Hancurnya jaringan mata-mata Israel itulah yang memaksa Israel menyerahkan pekerjaan memata-matai Hizbollah itu kepada dinas inteligen Amerika, CIA. 

Berbeda dengan Israel yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Hizbollah, Amerika adalah negara yang relatif masih sangat berpengaruh di Lebanon terutama di kalangan orang-orang Sunni dan Kristen Lebanon. Amerika bahkan memiliki Universitas Amerika yang terkenal di Beirut. Hubungan yang relatif dekat itulah yang membuat Amerika memiliki "payung" untuk melakukan kegiatan spionasenya di Lebanon. Namun sebagaimana laporan tersebut di atas, Amerika tetap saja gagal memata-matai Hizbollah.



REF:
"CIA Mengaku tidak Mampu Memata-matai Hizbullah"; IRIB INDONESIA; 2 November 2013

Jumat, 01 November 2013

Kekayaan Keluarga Soeharto

Sektor Asset dan Tunai yang Diperoleh Keluarga Selama 30 Tahun Lebih
  • Minyak dan gas $ 17.000.000.000
  • Kehutanan dan perkebunan $ 10.000.000.000
  • Bunga deposito $ 9.000.000.000
  • Petrokimia $ 6.500.000.000
  • Pertambangan $ 5.800.000.000
  • Perbankan dan jasa keuangan $ 5.000.000.000
  • Properti di Indonesia $ 4.000.000.000
  • Import pangan $ 3.600.000.000
  • TV, Radio, Penerbitan $ 2.800.000.000
  • Telekomunikasi $ 2.500.000.000
  • Hotel dan turisme $ 2.200.000.000
  • Jalan tol $ 1.500.000.000
  • Perusahaan penerbangan dan jasa angkasa $ 1.000.000.000
  • Produksi dan distribusi tembakau $ 1.000.000.000
  • Kendaraan $ 460.000.000
  • Penghasil daya $ 450.000.000
  • Manufaktur $ 350.000.000
  • Properti di luar negeri $ 80.000.000
T O T A L $ 73.240.000.000
KEKAYAAN SAAT INI $ 15.000.000.000
Sumber: TIME, konsultasi dengan lima ahli independen
Laporan Majalah TIME – 24 Mei 1999 Mengenai Harta Kekayaan Keluarga Soeharto
Penyelidikan TIME ke dalam kekayaan keluarga Suharto dan anak-anaknya menemukan harta jarahan sebesar $ 15 milyar dalam bentuk uang tunai, properti, barang-barang seni, perhiasan dan pesawat-pesawat jet pribadi
Oleh: JOHN COLMEY dan DAVID LIEBHOLD Jakarta
PERUSAHAAN KELUARGA
Presiden SoehartoKetika tiba masa akhir Suharto, presiden Indonesia terlama, ia hanya nampak pasif. Sementara para mahasiwa dan massa rakyat yang marah turun ke jalan-jalan, dan disambut dengan tembakan dan gas air mata; jendral berbintang lima itu mundur ke belakang sambil mencoba menata segala sesuatunya dengan baik.
Ketika ia akhirnya turun tahun lalu, ia hanya berdiri menyingkir ke sebelah, sementara B.J Habibie mulai diambil sumpahnya. Setelah itu Suharto jarang kedengaran lagi.
Tetapi nyatanya Suharto jauh lebih sibuk dari yang disadari oleh banyak orang. Sesaat setelah Soeharto jatuh dari kekuasaan, telah tercium adanya usaha-usaha untuk menyelamatkan harta pribadinya.
Di bulan Juli 1998, serangkaian laporan mengindikasikan bahwa uang dalam jumlah luar biasa yang berhubungan dengan Indonesia telah dipindahkan dari sebuah Bank di Switzerland ke Bank lain di Austria, yang dipertimbangkan sebagai tempat berlindung yang lebih aman untuk deposito-deposito rahasia.
Pemindahan tersebut memperoleh perhatian dari kementerian keuangan Amerika, yang mengikutinya secara seksama, dan menggerakkan penyelidikan-penyelidikan diplomatik di Wina.
Sekarang, sebagai bagian dari penelitian empat bulan yang meliputi 11 negara, TIME telah menemukan bahwa $ 9 milyar dari uang Soeharto dipindahkan dari Switzerland ke sebuah account Bank di Austria. Nilai yang tidak jelek untuk seseorang yang gaji kepresidenannya sebesar $ 1.764 per bulan.
 Jumlah milyaran ini hanyalah sebagian dari kekayaan Soeharto. Meski pun krisis keuangan Asia telah memotong kerajaan keluarga secara signifikan, bekas presiden ini dan anak-anaknya masih menguasai kekayaan luar biasa. Kerajaan ini dibangun dalam waktu lebih dari tiga dekade yang mencakup perusahaan-perusahaan dari skala kecil hingga besar.
Keluarga SoehartoMenurut data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan majalah properti Indonesia, keluarga Soeharto baik yang dimiliki sendiri maupun melalui perusahaan-perusahaannya, mengontrol 3,6 juta hektar real estate di Indonesia, sebuah area yang lebih besar dari Belgia. Luas ini mencakup 100.000 meter persegi ruangan kantor di Jakarta dan hampir 40 persen dari luas seluruh propinsi Timor Timur.
Di Indonesia, enam anak Soeharto memiliki saham dalam jumlah signifikan sekurang-kurangnya di 564 perusahaan, dan kekayaan luar negeri mereka mencakup ratusan perusahaan-perusahaan lainnya, tersebar dari Amerika ke Uzbekistan, Belanda, Nigeria dan Vanuatu. Keluarga Soeharto juga memiliki sejumlah besar hiasan-hiasan berharga.
Selain itu, sebuah ranch untuk berburu seharga $ 4 juta di Selandia Baru and memiliki setengah dari kapal pesiar (yatch) seharga $ 4 juta yang ditambatkan di luar Darwin, Australia. Hutomo Mandala Putra (nama kecilnya Tommy) putra terkecil, mempunyai 75 persen saham di sebuah lapangan golf 18 lubang dengan 22 apartemen mewahnya di Ascot, Inggris.
Bambang Trihatmojo, putra kedua Soeharto, memiliki sebuah penthouse seharga $ 8 juta di Singapura dan sebuah rumah besar seharga $ 12 juta di sebuah lingkungan esklusif di Los Angeles, letaknya dua rumah dari rumah bintang rock Rod Steward dan hanya beda satu jalan dari rumah saudaranya Sigit Harjoyudanto yang bernilai $ 9 juta.
Putri tertua, Siti hardiyanti Rukmana, mungkin telah menjual Boeing 747-200 jumbo jetnya, tetapi armada kapal terbang keluarga Soeharto masih mencakup, sekurang-kurangnya sampai saat ini, sebuah DC-10, sebuah Boeing 737 biru dan merah, sebuah Canadian Challenger 601 dan sebuah BAC-111. Yang terakhir pernah dipunyai oleh the Royal Squadron of Britain’s Queen Elizabeth II, menurut Dudi Sudibyo, managing editor dari Angkasa, majalah terbitan Indonesia.
Setelah melakukan ratusan wawancara dengan teman-teman Soeharto, baik yang dahulu mau pun sekarang, pegawai pemerintah, kalangan bisnis, ahli-ahli hukum, akuntan-akuntan, bankir-bankir dan keluarga mereka, serta meneliti berlusin-lusin dokumen (termasuk catatan-catatan Bank tentang pinjaman luar negeri terbesar), para koresponden TIME menemukan indikasi bahwa sekurang-kurangnya $ 73 milyar melewati tangan-tangan keluarga Soeharto antara tahun 1996 hingga tahun lalu. Sebagian besar berasal dari pertambangan, perkayuan, komoditi-komoditi dan industri-industri perminyakan.
Investasi-investasi buruk dan krisis keuangan di Indonesia telah menurunkan jumlah kekayaan tersebut. Tetapi bukti mengindikasikan bahwa Soeharto dan enam anaknya tetap memiliki kekayaan $ 15 milyar tunai, saham.saham, modal-modal perusahaan, real estate, perhiasan dan benda-benda seni -termasuk karya-karya Affandi dan Basoeki Abdullah dalam koleksi Siti Hediati Hariyadi, putri tengah yang dikenal sebagai “Titiek”.
Soeharto membuat fondasi untuk kekayaan keluarganya dengan menciptakan sistem patron yang berskala nasional yang mempertahankannya dalam kekuasaan selama 32 tahun. Anak-anaknya, pada gilirannya, memfungsikan kedekatan dengan Presiden kedalam peranan calo (perantara) untuk pembelian dan penjualan dari produk-produk minyak, plastik, senjata, bagian-bagian pesawat terbang dan petrokimia yang dimiliki pemerintah.
Mereka memegang monopoli pada distribusi dan import komoditi-komoditi utama. Mereka mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah melalui kerjasama dengan bankir-bankir, yang seringkali takut untuk menanyakan pembayaran kembali. Subarjo Joyosumarto, managing director Bank Indonesia menyatakan bahwa selama pemerintahan Soeharto, “ada sebuah situasi yang membuat sukar bagi Bank-Bank negara untuk menolak mereka.
“Sekarang, dengan setengah penduduk dibawah garis kemiskinan sebagai hasil dari krisis keuangan, tidak ada keraguan bahwa keluarga Soeharto menumbuhkan kekayaan diatas penderitaan rakyat. Seorang bekas kolega bisnis anak-anak Soeharto memperkirakan bahwa mereka tidak membayar pajak antara $ 2,5 milyar dan $ 10 milyar pada komisi saja. “Sangat mungkin tidak ada perusahaan-perusahaan Soeharto telah membayar 10 persen dari kewajiban pajak yang sebenarnya”, kata Teten Masduki, seorang anggota eksekutif Indonesian Corruption Watch, sebuah NGOs. “Dapatkah dibayangkan berapa besar pendapatan yang telah hilang?
“Kebanyakan orang Indonesia juga menyalahkan Suharto karena menciptakan iklim korupsi yang mempengaruhi seluruh perekonomian Indonesia. Bank Dunia memperkirakan bahwa sampai sebanyak 30% anggaran pembangunan di Indonesia selama dua dekade telah menguap karena korupsi yang meluas di lingkungan pegawai negeri dari atas sampai ke bawah.
“Kalau anda tidak membayar suap, orang akan menganggap anda aneh”, kata Edwin Soeryadjaya, Direktur perusahaan patungan telekomunikasi Indonesia-Amerika. “Sungguh sedih. Saya sampai tidak bisa bilang bahwa saya bangga menjadi orang Indonesia. Ini adalah satu dari negara paling korup di dunia”.
HARAPAN YANG BESAR
Bagaimana perusahaan keluarga Suharto mendapatkan kekayaan dan kekuatannya; dan memperpanjang impian jutaan orang Indonesia lainnya? Ketika Suharto menjadi Presiden pada tahun 1967, gabungan yang unik antara kekuatan dan kepintaran politik orang Jawa telah terwujud.
Penyingkiran kehidupan presiden Sukarno, nasionalis pendiri negara, terlaksana selama dua tahun dengan disertai pembersihan anti-komunis yang memakan korban sebanyak lebih dari 500.000 orang. Namun Suharto, seorang jenderal yang tidak dikenal dari sebuah desa di pelosok Jawa Tengah, mengawalinya dari sebuah kehidupan yang tampaknya sederhana. Ia dan istrinya Siti Hartinah (Ibu Tien) pada awalnya hidup di rumah peristirahatan yang sederhana di daerah Menteng, Jakarta dan biasa mengendarai Ford Galaxy.
Hal inilah yang menandai perbedaan yang kontras antara dia dengan Sukarno, yang dengan gaya hidup bak seorang raja, dengan istana megah kepresidenannya dan istri ketiganya yang glamour Dewi, yang sebelumnya sebagai penyanyi Jepang di night club Cobacabana di Tokyo. Akan tetapi di balik topengnya, sesungguhnya Suharto telah menunjukkan awal kesukaannya untuk menghasilkan uang.
Di tahun 1950an, ia diduga terlibat dengan sengaja dalam penyelundupan gula dan kegiatan extra-militer lainnya di Jawa Tengah, yang menyebabkannya kehilangan kedudukan sebagai panglima KODAM Diponegoro ketika terjadi gerakan anti korupsi di tahun 1959. Dalam otobiografinya, Suharto menegaskan bahwa ia menukar gula untuk mendapatkan beras, dalam upaya mengatasi kekurangan pangan lokal dan secara pribadi ia tidak mendapatkan keuntungan darinya. Pada akhirnya, pihak militer memindahkan Suharto ke posisi yang tidak memiliki pengaruh kuat yaitu di sekolah staf angkatan bersenjata di Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 1966, bisnis keluarga Suharto mulai terbentuk. Ketika menjadi pejabat Presiden, Suharto mengeluarkan Peraturan Pemerintah no. 8 untuk merampas dua konglomerasi yang dikuasai Sukarno yang memiliki aset sebanyak $ 2 milyar. Konglomerasi tersebut kemudian menjadi PT Pilot Project Berdikari, di mana Suharto menempatkan pengelolaannya di bawah Achmad Tirtosudiro, seorang pensiunan jenderal yang pada saat ini mengetuai sebuah organisasi muslim yang kuat yang didirikan oleh Presiden Habibie. Perusahaan ini menjadi salah satu jantung utama kerajaan bisnis Suharto.
Keberuntungan presiden mulai melambung bersama-sama dengan beberapa teman dekatnya, yang paling terkenal adalah Liem Sioe Liong dan The Kian Seng, yang lebih dikenal sebagai Mohammad “Bob” Hasan. Di akhir tahun 1969, Suharto memberikan sebagian monopoli — yang pada akhirnya menjadi monopoli penuh — pada barang-barang impor, pabrik penggilingan dan distribusi gandum dan tepung pada PT Bogasari Flour Mills, yang dikuasai oleh Kelompok Salim milik Liem. Bertahun-tahun Liem dikenal sebagai Oom Liem pada keluarga Suharto dan Hasan menjadi orang terpercaya Suharto dari luar kalangan keluarga, yang pada akhirnya memperluas kerajaan bisnisnya sendiri dengan cepat.
Dasar keberuntungan Suharto adalah yayasan kepresidenan. Lusinan yayasan telah didirikan seolah-olah sebagai yayasan amal, dan yang membiayai sejumlah besar rumah sakit, sekolah, dan mesjid. Tetapi yayasan-yayasan tersebut juga merupakan dana raksasa yang tidak resmi untuk investasi proyek-proyek Suharto dan kroninya, maupun untuk mesin politik presiden, yaitu Golkar.
Menurut George Aditjondro, pengajar Sosiologi di Universitas Newcastle, Australia, terdapat sekitar 79 yayasan yang dikuasai oleh Suharto, istrinya (meninggal tahun 1996), saudara-saudara istrinya dari desa, sepupunya dan saudara tirinya, enam anaknya, keluarga dan orang tua pasangan anak-anak tersebut, orang-orang militer yang dipercaya, dan teman-teman dekat lainnya seperti Habibie, Hasan dan Liem.
“Yayasan-yayasan tersebut membeli berbagai saham, mendirikan berbagai perusahaan, meminjamkan uang kepada para pengusaha,” kata Adnan Buyung Nasution, pengacara yang pada akhir tahun lalu mencoba membentuk komisi independen terhadap kekayaan Suharto. Yayasan menerima “sumbangan”, yang seringkali tidak dalam bentuk sukarela. Diawali di tahun 1978, seluruh Bank milik pemerintah diminta memberikan 2,5 persen keuntungannya untuk Yayasan Dharmais dan Yayasan Supersemar, demikian menurut Jaksa Agung terdahulu Soedjono Atmonegoro.
Keppres no. 92 tahun 1996 memerintahkan bahwa setiap pembayar pajak dan perusahaan yang berpenghasilan $ 40.000 setahun, diharuskan menyumbang 2 % pendapatannya untuk Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, yang dibentuk untuk mendukung program pemberantasan kemiskinan (perintah ini kemudian ditiadakan pada bulan Juli 1998).
Saat ini, pegawai negeri dan anggota militer menyumbang sebagian penghasilan mereka setiap bulannya kepada Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, yang digunakan Suharto untuk memenangkan dukungan bagi kalangan umat Islam. Sementara “sumbangan” tersebut menjadi bagian besar dari penghasilan yayasan, masih terdapat sumber-sumber keuangan lainnya.
Di tahun 1978, Yayasan Suharto menguasai 60% saham Bank Duta — sebuah Bank swasta terkemuka, kata seorang bekas pejabat Bank Duta. Saham tersebut bertambah secara perlahan menjadi 87 %. Kemudian yayasan-yayasan tersebut menginvestasikannya ke dalam berbagai perusahaan swasta yang didirikan anggota keluarga Suharto dan kroninya. Setelahnya, dengan pertolongan menteri-menteri atau perusahaan milik negara, perusahaan-perusahaan tersebut akan mendapatkan sebuah kontrak atau sebuah monopoli.
Sejak jatuhnya Suharto, yayasan-yayasan tersebut telah menjadi target utama para penyelidik Indonesia. Segera setelah pengunduran Suharto, Jaksa Agung Soedjono menyelidiki pembukuan empat yayasan terbesarnya. Apa yang ditemukannya sungguh mengejutkan. “Yayasan-yayasan tersebut didirikan untuk menyalurkan layanan sosial”, ia mengatakan, “tetapi Suharto menyalurkan uangnya ke anak-anak dan teman-temannya.”.
Soedjono menemukan bahwa salah satu yayasan yang terbesar, Supersemar, telah menyebarkan 84 % dananya pada sasaran yang tidak diketahui, termasuk pinjaman kepada perusahaan milik anak-anak dan teman-temannya. Suharto, sebagai pimpinan, harus menandatangani cek diatas $ 50.000. Sodjono menyampaikan laporan pendahuluan atas temuannya kepada Presiden Habibie Juni lalu. Ia dipecat lima jam kemudian. (Presiden berkata Soedjono dipecat karena ia melewati garis komando untuk masuk masalah yang lain.)
MINYAK DAN TANAH
Dalam dasawarsa pertama masa kekuasaannya, Suharto melalui Ibnu Sutowo menjadikan Pertamina seakan-akan milik pribadinya. Ketika Ibnu Sutowo dipecat di tahun 1976, tidaklah jelas apa sebabnya, apakah karena salah mengelola perusahaan atau karena memiliki ambisi politik yang kelewat besar.
Saat ini, di usianya yang ke 84, Ibnu Sutowo menceritakan kepada TIME mengenai hal tersebut. Menurutnya, tahun 1976 Suharto menyuruhnya mendirikan perusahaan untuk mengangkut minyak mentah Indonesia ke Jepang. “Suharto bilang, saya ingin kamu menarik $ 10 sen untuk setiap barrel yang terjual oleh perusahaan baru itu.” Ibnu Sutowo ingat saat itu. “Ketika saya mengatakan tidak, ia kelihatannya kaget”.
Setelah Ibnu Sutowo dipecat, Pertamina melakukan ekspor dan impor minyak di pertengahan tahun 80-an melalui Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading, dua perusahaan di mana Tommy dan Bambang memiki saham. Menurut seorang pejabat senior di pemerintahan Habibie, dua perusahaan tersebut menerima komisi sekitar $ 30-35 sen per barrel.
Di tahun fiskal pertama tahun 1997-1998, kedua perusahaan itu menjual rata-rata 500.000 barrel per hari, dengan komisi lebih dari $ 50 juta per tahun. Menurut Subroto, mantan Menteri Pertambangan dan Energi: “Pertamina sebenarnya bisa mengekspor langsung. Dua perusahaan itu sebenarnya tidak dibutuhkan”.
Selanjutnya, seorang mantan mitra bisnis Tommy dan Bambang mengatakan bahwa ‘mark up’ tidak resmi dalam ekspor dan impor minyak telah memberikan dua perusahaan itu sekitar $ 200 juta per tahun selama tahun 1980-an ketika harga minyak bumi tinggi, dan sekitar separuhnya di tahun 1990an.
Keluarga Suharto juga mendapatkan kontrak-kontrak Pertamina untuk asuransi, keamanan, suplai makanan dan jasa-jasa lainnya –170 kontrak secara keseluruhan. Tahun lalu, ketika Suharto jatuh, Pertamina membatalkan banyak kontrak-kontrak tersebut dan mengumumkan bahwa Pertamina berhasil menghemat $ 99 juta per tahun karenanya. Seorang mantan mitra bisnis keluarga Suharto mengatakan: “Mereka memerah Pertamina seperti layaknya sapi”.
Salah satu penghasil uang utama bagi Suharto adalah PT. Nusantara Ampera Bakti, atau Nusamba, didirikan tahun 1981 oleh tiga yayasan Suharto dengan modal $ 1,5 juta bersama Bob Hasan dan Sigit Suharto (masing-masing memperoleh saham 10%).
Perusahaan ini menjadi jaringan besar dengan lebih dari 30 anak perusahaan di bidang keuangan, energi, pulp dan kertas, baja dan otomotif. Jantung Nusamba adalah saham sebesar 4,7 % pada Freeport Indonesia, sebuah perusahaan AS yang merupakan penambang emas terbesar di dunia dengan kegiatan di Papua Barat.
Tahun 1992 tiga yayasan itu memindahkan 80% sahamnya ke Bob Hasan, meskipun tidak jelas berapa banyak yang ia bayar untuk itu. Sampai kini, penyelidik dari pemerintah tidak pernah memeriksa keuangan Nusamba. OC Kaligis, ketua penasehat hukum Suharto mengatakan: “Bila ingin tahu tentang Nusamba, tanya Bob Hasan. Dalam penyelidikan Suharto, Jaksa Agung tidak pernah bertanya soal Nusamba”.
Keluarga Suharto mendapatkan uang tidak saja melalui kontrak-kontrak pemerintah, tetapi juga dari menyusahkan kehidupan orang Indonesia. Ketika Suharto ingin membangun peternakan sapi di Jawa Barat, ia merampas tanah lebih dari 751 ha yang dihuni oleh 5 desa. Menurut pemerintah, ia membayar ganti rugi sebesar $ 5.243. Beberapa penduduk mengatakan, mereka tidak memperoleh ganti rugi apapun.
Muhammad Hasanuddin, yang saat itu masih anak-anak, ingat ketika keluarganya kehilangan tanah mereka seluas dua hektar. “Kami melihat sapi gemuk-gemuk dijaga oleh serombongan penjaga berkuda, menginjak-injak ladang kami yang sudah hancur. Seluruh keluarga hanya bisa menangis”. Ayah Hasanuddin akhirnya menjadi tukang becak di Jakarta.
Banyak cerita sama. Di tahun 1996 sebuah perusahaan milik Tommy merampas tanah penduduk desa di Bali seluas 650 hektar untuk resort. Perusahaan itu sebenarnya hanya memperoleh ijin untuk 130 ha, yang kemudian diperluas secara ilegal, demikian menurut Sonny Qodri, ketua LBH Bali.
Penduduk yang menolak untuk menandatangani perjanjian menjual tanah, diintimidasi, dipukuli dan sering direndam dalam air sebatas leher. Dua dari mereka dibawa ke pengadilan dan dipenjara 6 bulan. Sekarang tak ada yang tertinggal dari proyek itu: resesi datang ketika buldozer akan bekerja.
Hasan Basri Durin, Ketua BPN dan Menteri Agraria, mengatakan bahwa keluarga Suharto bisa dikatakan tidak membayar untuk tanah-tanah yang mereka inginkan –nilai yang dibayar hanya 6% dari nilai pasar sebenarnya, dan pemilik tanah biasanya berubah pikiran dan bersedia menjual tanah setelah kedatangan tentara. “Kadang-kadang mereka tidak membayar satu sen pun”, kata Hasan. “
Namun semuanya legal karena mereka (keluarga Suharto) memiliki dokumen”. Hanya separuh petani Indonesia yang memiliki sertifikat tanah, sehingga sulit bagi mereka untuk membuktikan kepemilikannya — dan lebih sulit lagi untuk membuktikan terjadinya intimidasi. Hasilnya, hanya sedikit yang mengajukan gugatan.
ANAK-ANAK KEBERUNTUNGAN
Selama bertahun-tahun, korupsi di Indonesia adalah semacam bentuk pemberian komisi dari pembelian, yang umum dijumpai di negara-negara berkembang. Ada dua faktor yang menyebabkan Indonesia agak berbeda dari yang lainnya. Pertama, posisi Indonesia sebagai bintang panggung baru dalam keajaiban ekonomi Asia, yang membawa aliran dana yang mengalir ke sektor bisnis dan real estate.
Bank Dunia memperkirakan bahwa antara tahun 1988 sampai tahun 1996, Indonesia telah menerima lebih dari $ 130 milyar dari investasi asing. Ini semua hanya mungkin di bawah pengaruh Barat, yang telah mendukung Suharto selama 30 tahun, kata Carel Mohn, juru bicara Transparansi Internasional, sebuah Organisasi non-pemerintah (Ornop) yang berbasis di Berlin.
Faktor kedua, adalah anak-anak Suharto. Ke-enam anak-anak tersebut masuk ke dalam bisnis, panggilan hati yang telah ada semenjak usia dini mereka. Saya ingat ketika kami masih remaja, saya dan Bambang dan teman-temannya datang kerumah Oom Liem, kata seorang teman kecil anak Suharto yang kedua.
Oom Liem akan selalu memberi kami sepaket uang yang dibungkus kertaskoran. Paket itu, katanya, berisi cek senilai sekitar $ 1.000 atau lebih. Wati Abdulgani, seorang pengusaha perempuan yang juga berhubungan dengan perusahaan keluarga Suharto di tahun 1980an mengatakan: “Anak-anak ini mengamati apa saja yang diberikan oleh Oom-nya tersebut, dan kemudian mereka berpikir, Bagaimana dengan kami nanti bila kami sudah besar, apakah bisa seperti dia?”
Sigit, anak yang tertua, secara jelas dipaksa oleh ibunya untuk masuk ke bisnis. Peran ibunya sebagai orang di belakang layar membuatnya terkenal dengan sebutan “Madam Tien Percent”. Seorang teman bu Tien pernah berbicara dengannya pada saat pemerintah sedang membangun bandara internasional Soekarno-Hatta. “Ia bilang pada saya, saya ingin Sigit belajar tentang Bisnis”, katanya.
Saya katakan sebaiknya Sigit menyelesaikan dulu universitas-nya. Jawab ibunya, “Jangan, jangan, Sigit tidak bisa berpikir jelas”. Dua narasumber yang bekerja untuk proyek Bandara tersebut berkata bahwa ketika kedua terminal bandara telah selesai di tahun 1984, sebanyak $ 78,2 juta harus diserahkan ke Sigit dalam bentuk mark-up yang kelihatannya akan seperti biaya berjalan. Sigit kemudian beranjak ke bisnis yang lebih besar lagi.
Di tahun 1988, Departemen Sosial menetapkan adanya karcis SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), yang dipegang oleh perusahaannya. SDSB tersebut dapat terus beroperasi sampai kemudian terpaksa harus dihapus karena protes anti-judi dari kalangan Islam di tahun 1993. Pola judi tersebut membuat Sigit dan perusahaannya mendapat jutaan dollar setiap minggunya, kata Christianto Wibisono dari PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia), yang telah mengumpulkan berbagai informasi diseputar bisnis dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto semenjak tahun 1980.
Anak keduanya, Bambang, mendirikan Group Bimantara di tahun 1981 bersama dengan dua teman bekas anggota kelompok band rock-nya. Mereka dibimbing masuk ke bisnis oleh Oom Liem. Dari tahun 1967 sampai tahun 1998, BULOG (Badan Urusan Logistik) mengimpor dan mendistribusikan bahan-bahan pokok, seperti terigu, gula, kacang, dan beras melalui perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto, termasuk enam diantaranya milik Liem. Sesuai permintaan Bambang, Liem memberikan sebagian bisnis kepadanya.
Dari perdagangan gula saja, Bambang mendapat keuntungan sebesar $ 70 juta setahunnya, hanya untuk menstempel dokumen. Sistem itu berjalan dengan begitu baiknya, sehingga setiap anak yang mau masuk ke bisnis diberi sebagian-sebagian dari bisnis tersebut. Praktek tersebut terus berjalan sampai tahun 1998. Dari tahun 1997 sampai 1998, Liem mendapat kontrak dari BULOG untuk mengimpor sekitar 2 juta ton beras yang bernilai $ 657 juta.
Sebagai bagian dari kontrak itu, disebutkan bahwa anak terkecil Suharto, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek) mengimpor 300.000 ton beras yang bernilai $ 90,3 juta. Selama 18 tahun terakhir, lewat adanya keinginan pemerintah untuk menstabilkan harga beras, anak-anak Suharto telah berhubungan dengan BULOG untuk menghasilkan sekitar $ 3 milyar sampai $ 5 milyar bagi mereka sendiri, demikian menurut seorang bekas pejabat pemerintah.
Anak tertua, Tutut, tumbuh menjadi ratu lebah dari klan Suharto. Basis kerajaan bisnisnya adalah Group Citra Lamtoro Gung. Bisnis besar pertamanya adalah membangun dan mengoperasikan jalan tol. Proyek jalan tol-nya yang pertama dimenangkannya tahun 1987, setelah pemerintah mengalahkan dua pesaing tender lainnya. Pembiayaannya berasal dari dua bank pemerintah, sebuah perusahaan semen milik pemerintah, dan yayasan milik Suharto.
Ketika presiden Bank Bumi Daya menolak permintaan Tutut akan pinjaman-bebas-bunga, ia langsung dipecat. Di pertengahan tahun 1990, jalan tol-nya menghasilkan $ 210.000 per-hari. Di tahun 1995 , konsesi sistem jalan tol yang dipunyainya, bisnis yang paling menguntungkan di Indonesia, diperpanjang sampai tahun 2004. Kata Teddy Kharsadi, Direktur corporate-affair perusahaan jalan-tol PT Citra Marga Nusaphala, “Perpanjangan ini merupakan konsekuensi yang wajar dari investasi kami”.
Kerajaan bisnis Tutut meliputi juga telekomunikasi, perbankan, perkebunan,penggilingan tepung terigu, konstruksi, kehutanan, serta penyulingan dan perdagangan gula. Para pengusaha asing tidak bisa lain selain menjadikan keluarga Suharto sebagai partner-nya, bila mereka hendak ber-bisnis diIndonesia, dan Tutut akan selalu berada di deretan pertama di dalam daftar. “
Banyak perusahaan multinasional besar menginginkan adanya koneksi yang kuat, dan hal ini tentu saja berguna bagi mereka”, kata Graeme Robertson, seorang Australia kelahiran Indonesia, yang perusahaannya – Group Swabara – bergerak di pertambangan emas dan batubara. Pada puncak kekuasaan Tutut, investor yang berkeinginan untuk menemuinya, harus membayar terlebih dahulu uang sebesar $ 50.000 sebagai “jasa konsultasi” kepadanya.
Di awal tahun 1990an, Indonesia mulai memperhatikan saran bagi dijalankannya ekonomi berorientasi pasar dengan menswastakan perusahaan-perusahaan negara. Keluarga Suharto adalah penerima manfaat terbesar. Suharto meniadakan monopoli negara dalam telekomunikasi di tahun 1993, dengan memberikan lisensi pengoperasian sambungan langsung internasional dan jaringan telpon bergerak digital yang pertama di Indonesia kepada perusahaannya Bambang, PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Pada saat yang sama, perusahaan negara PT Telkom menyerahkan basis pelanggannya kepada Satelindo, ketika Satelindo meluncurkan satelitnya sendiri, yang ketiga di Indonesia, lewat bantuan hutang sebesar $ 120 juta dari Bank Export-import Amerika. TIME telah meneliti bahwa pemerintah telah memberikan lisensi dan basis pelanggan Telkom kepada Satelindo tanpa tender atau pembayaran.
Dengan bantuan cuma-cuma pemerintah inilah, Bambang mengontrol perusahaannya, yang menurut harga pasar bernilai $ 2,3 milyar di tahun 1995. Ketika perusahaan Deutsche Telekom Jerman membeli 25% saham Satelindo, mereka membayar sebesar $ 586 juta. Bambang juga menerima saham utama sebesar $ 90 juta sebagai jasa fasilitasi dari Deutsche Telekom sebagai bagian dari penjualan tersebut.
TERLALU BANYAK HAL YANG BAGUS
Kepentingan anak-anak Suharto menjadi semakin membesar sehingga mereka mulai bentrok satu sama lain. Bambang dan Tutut bersaing dalam mendirikan stasion televisi mereka masing-masing. Tommy bersaing dengan Sigit dalam penerbangan, serta dengan Bambang dalam produksi mobil dan perkapalan. Di tahun 1990 pemerintah mengadakan lelang bagi kontrak pengadaan peralatan pemindah 350.000 sambungan telpon.
Perusahaan NEC Jepang bergabung dengan sebuah perusahaan milik Bambang. Pesaingnya perusahaan AT&T, memberi Tutut 25% saham dalam perusahaan lokal mereka bernama PT Lucent Technologies Indonesia. Pada akhirnya proyek tersebut dibagi 50-50 diantara AT&T-Tutut dengan NEC-Bambang. Di tahun 1996, Tutut berselisih dengan Sigit guna mendapatkan hak pengembangan tambang emas terbesar Busang di Kalimantan Timur. Partner Tutut, perusahaan Barrick-Gold dari Kanada, berlawanan dengan partner Sigit, Bre-X Minerals. Kali ini, dua-duanya mendapat hasil nihil. Busang ternyata hanyalah cerita bohong-bohongan terbesar dalam sejarah pertambangan.
Persaingan menjadi semakin keras ketika anak-cucu Suharto mulai mencari berbagai monopoli di bisnis pinggiran. Bambang mendapat kontrak untuk mengimpor kertas khusus untuk mencetak uang. Tutut mengambil-alih usaha pemrosesan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Perusahaan istri Sigit, Elsye, menjadi produsen tunggal dalam pembuatan KTP.
Di tahun 1996, cucu Suharto, Ari Sigit, merencanakan skema penjualan stiker pajak minuman bir dan alkohol sebesar $ 0,25 per-botol di Indonesia (bisnis ini akhirnya hancur karena para produsen menstop pengapalan bir ke Bali sebagai protes). Sembilan bulan sebelum Suharto turun, Ari berusaha untuk mengadakan proyek “sepatu nasional”, di mana semua anak Indonesia diharuskan untuk membeli sepatu sekolah dari perusahaan miliknya. “Pada akhirnya”, kata seorang pengacara Amerika yang telah 20 tahun bekerja di Indonesia, “satu hal yang paling transparan di Indonesia adalah korupsi”.
Ketika rejim Soeharto jatuh, anak-anaknya mempergunakan pengaruh yang mereka miliki untuk dapat melepaskan diri dari belitan hutang dan bisnis yang hancur. Pada bulan April 1994, Tommy beserta dua rekan bisnisnya dan Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) — organisasi petani yang dijalankan oleh pemerintah — meresmikan sepermarket Goro. Berdasarkan catatan Bank Bumi Daya, untuk kepentingan ini mereka memperoleh pinjaman sebesar $ 100 juta, dimana angsuran untuk pinjaman ini tidak pernah dibayar.
Pada tanggal 4 Mei 1998, Tommy kemudian menjual dengan harga kontan seluruh saham atas supermarket ini kepada petani dan koperasinya seharga $ 112 juta, sehingga memindahkan seluruh beban hutang yang ada ke pundak petani dan PUSKUD. Menurut Ibnu Hartomo, adik lelaki ibu Tien, anak-anak Suharto itu sangat liar dan tampaknya sudah tidak lagi mengingat arti etika. Pada saat kerusuhan Mei, satu minggu sebelum Suharto mengundurkan diri, massa yang marah membakar habis salah satu toko Goro yang ada di Jakarta Selatan.
Walaupun banyak dari kekayaan Suharto hilang karena manajemen yang buruk dan juga karena ekonomi negara yang hancur – misalnya PT. Sempati Air milik Tommy bangkrut pada tahun 1998- keluarga ini masih tetap memiliki banyak usaha yang masih memberikan keuntungan.
Satu dari banyak contoh adalah PT. Panutan Selaras milik Sigit yang memproduksi 25% dari bensin Premix High Octane yang banyak digunakan oleh mobil-mobil di Indonesia dan juga ia memiliki 22 tempat pengisian bensin di Jakarta, Surabaya dan Jawa Tengah. Sedangkan PT. Humpuss Trading milik Tommy juga memproduksi bensin High End.
Bisnis yang lain lagi adalah bisnis Real Estate. Saat harga-harga property berjatuhan, kekayaan property keluarga ini diperkirakan sebesar $ 1 Milyar, dan banyak lagi termasuk perkebunan tebu, mal-mal, hotel-hotel yang sampai saat ini masih terus membawa keuntungan.
Di pertengahan tahun 1980, Bambang membayar pemerintah $ 700 per m2 untuk sebidang tanah di Jakarta Pusat dimana saat ini berdiri Hotel Grand Hyaat, asset utama PT. Plaza Indonesia.
Di Bali, anak-anak tersebut juga berhasil menyabet permata yang paling berharga dari industri pariwisata; seperti: Bali Cliff Hotel (Sigit), Sheraton Nusa Indah Resort (Bambang), Sheraton Laguna Nusa Dua (Bambang), Bali Intercontinental Resort (Masih milik Bambang sampai 2 bulan yang lalu), Nikko Royal Hotel (milik Sigit sampai 6 bulan lalu), Four Seasons Resort di Jimbaran (Tommy) dan Bali Golf dan Country Club di Nusa Dua (Tommy).
Tutut dan Tommy juga membeli Mabes Polri Pusat di Jakarta dengan harga 1/5 dari harga pasar. Menteri kehutanan Muslimin Nasution mengatakan terdapat 4.5 juta hektar hutan dan perkebunan yang terkait dengan anak-anak Suharto. Pengamat ekonomi Michael Backman dari Melbourne, yang telah menulis tentang Suharto dalam bukunya “Asian Eclipse: Exploring the Dark Side of Business in Asia”, menyatakan, “Bila ada yang mengatakan bahwa kerajaan bisnis keluarga Suharto sudah hancur, maka dia salah. Mereka masih mempunyai saham-saham di perusahaan kayu, perkebunan kelapa sawit, dan hotel-hotel. Semuanya itu masih menghasilkan banyak dollar”.
RODA KEADILAN
Suharto tetap bertahan bahwa aset kekayaan yang dimilikinya tidaklah banyak dan semuanya berada di Indonesia. Pengacara top-nya Kaligis mengatakan bahwa Suharto tidak punya satu sen pun di luar negeri. “
Jika seseorang ketahuan membuka account atas namanya di luar negeri, dia (Suharto) menginstruksikan saya untuk mengajukan tuntutan terhadap mereka”, kata Kaligis. Sejak Suharto mengundurkan diri, Bambang dan keluarganya lebih banyak menggunakan waktu mereka di Los Angeles, Titik di Boston dimana anak lelakinya bersekolah, dan sisanya hampir sepanjang tahun berada di Indonesia. Sedangkan Sigit mempergunakan sebagian besar waktunya di sofa Versace favoritnya (dimana tak seorangpun diijinkan mendudukinya), bermain video game, dan menonton rekaman wayang kulit.
Ghalib mengatakan bahwa Suharto telah memindahkan tujuh yayasan miliknya dengan aset seharga $ 690 juta ke tangan pemerintah. Beberapa staff Ghalib menyatakan bahwa walaupun begitu Suharto masih tetap mengontrol yayasan-yayasan tersebut, dan harga yayasan-yayasan tersebut sebenarnya jauh lebih mahal.
Reformasi yang masih berlangsung di sektor perbankan tampaknya juga menolong anggota keluarga Suharto dan associate-nya dalam menutupi kewajiban untuk membayar hutang-hutang mereka. Oktober tahun lalu, Pemerintah merencanakan untuk menyatukan 4 bank pemerintah – dengan total hutangnya (performing loan) sebesar $ 11,5 milyar. Ke enam anak Suharto dan beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan mereka terdaftar di pemerintah sebagai pemilik hutang (bad debts) sebesar $ 800 juta di ke 4 bank tersebut.
Bila jumlahnya diperinci, diantara mereka, Bambang dan Tommy saja sudah memiliki hutang sebesar $ 635 juta hanya di satu dari empat bank tersebut, yaitu Bank Bumi Daya. Seorang staf perbankan malaporkan bahwa laporan-laporan mengenai account mereka sering dipalsukan, termasuk $ 172 juta yang dipinjamkan ke Hashim Djojohadikusuma, kakak ipar Titiek, untuk membeli saham di salah satu bank lain.
Meminjam uang untuk membeli saham bank lain di Indonesia dianggap ilegal. Ketika hal ini ditanyakan, kantor Hashim menyatakan bahwa dia tidak dapat diwawancarai karena kesibukannya. Ketika TIME melaporkan hal ini kepada Habibie, presiden ini baru mulai meneliti hal tersebut.
Penelitian yang sungguh-sungguh atas harta rampasan Suharto mungkin harus menunggu pemerintah yang baru. Pemilihan wakil-wakil rakyat yang dijadwalkan tanggal 7 Juni, yang kemudian akan diikuti dengan pemilihan presiden bulan November, dapat merubah secara mendasar keseimbangan politik. Dua calon utama presiden; Amien Rais dan Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa mereka akan mengadili Suharto atau mungkin memberikan pengampunan bila sebelumnya harta tidak halal keluarga Suharto dikembalikan.
Megawati Suukarnoputri, anak perempuan presiden Sukarno dan juga calon presiden, belum meyatakan pendapatnya dengan jelas. Beberapa analis berpikir bahwa dia akan melepaskan Suharto sebagai ucapan terimakasihnya untuk tidak memenjarakan bapaknya.
Walau bagaimanapun ada kemungkinan anak-anak tersebut akan diperlakukan lebih buruk. Seorang kenalan keluarga Suharto mengatakan bahwa selama Suharto masih hidup, dia masih mungkin untuk melindungi mereka. Tetapi setelah dia pergi, mereka harus melarikan diri. Tiga dari mereka memiliki rumah di Amerika, sehingga jaksa-jaksa penuntut disana dapat mengejar mereka dengan Undang-Undang yang baru yang lebih keras dalam hal korupsi dan pencucian uang.
Sedangkan Bambang yang mengontrol 2 perusahaan Amerika, ternyata masih dapat diperiksa dengan peraturan praktek korupsi untuk orang asing (Foreign Corrupt Practices Act). Pengawas korupsi dari Masyarakat Transparasi Indonesia; bekas menteri keuangan Mar’ie Muhammad menyatakan bahwa 79 dari 528 keppres yang dikeluarkan sejak tahun 1993 – Mei 1998 adalah tidak sah.
Tetapi Suharto cukup hati-hati. Keppres-keppres tersebut — yang umumnya dilakukan pada setiap akhir 5 tahun masa tugasnya, terlebih dahulu telah di setujui oleh anggota DPR yang sebenarnya tidak banyak berfungsi dan hanya bisa menyetujui apa saja yang diajukan presiden.
Lagipula, menurut pengacara Suharto, Juan Felix tampubolon, di Indonesia terdapat aturan mengenai pembatasan dari tindakan semacam itu, “bagi setiap kejahatan yang dilakukan seseorang, bila ada, sebelum tahun 1981, maka hak untuk menghukum yang bersangkutan telah habis masa berlakunya sesuai dengan aturan”. Bagi Suharto, maka jumlah $ 9 milyar di sebuah Bank Austria – akan mencukupi baginya untuk hidup enak di masa pensiunnya.
DAFTAR KEKAYAAN PUTRA PUTRI SOEHARTO
  • Nama; Kekayaan ($); Perusahaan
  • Siti Hardiyanti Rukmana; “Tutut” 700 juta; Citra Lamtoro Gung Group
  • Bambang Trihatmojo; 3 milyar; Bimantara Citra
  • Hutomo Mandala Putra; “Tommy” 800 juta; Humpuss Group
  • Sigit Harjoyudanto; 800 juta; Humpuss Group
  • Siti Hutami Endang Adiningsih; “Mamiek” 30 juta; Manggala Krida Yudha
  • Siti Hediati Hariyadi; “Titiek” 75 juta; Banyak
Tutut (50 tahun)Anak perempuan tertua Soeharto ini berumur 50 tahun. Bidang usahanya berada dalam satu group usaha “Citra Lamtoro Gung” dengan lebih dari 90 perusahaan, dengan beragam jenis usaha mulai dari telekomunikasi sampai infrastruktur. Termasuk didalamnya jalan tol di Indonesia dan Filipina.
Kekayaan yang lain adalah rumah dengan 12 kamar tidur seharga $ 1 juta dengan kelengkapan lapangan tenis dan kolam renang air hangat berlokasi dekat kota Boston. Ada juga rumah di kota London berlokasi dekat dengan kawasan elit Hyde Park.Tutut terakhir terlihat di depan publik pada waktu meminta kenaikan tarif jalan tol kepada DPR.
Gaya hidup: Mempunyai ambisi politik. Pada kabinet terakhir Suharto, dia terpilih sebagai menteri sosial. Memulai bisnis pada usia 25 tahun, ketika “paman” Liem Sioe Liong memberinya 14% saham bank BCA (Bank swasta terbesar). Tutut mengadopsi anak dari Ari Sigit (keponakannya) diluar perkawinan..
Seorang kawan keluarga yang bepergian ke San Francisco bercerita dengan antusias : “Dia memberi saya tiket untuk pulang ke Jakarta. Saya masih ingat bau kulit dari tempat duduknya dan parfum mahal Armani di kamar mandinya”!
Bambang Tri (45 tahun)Menguasai 38% kepemilikan saham dari Bimantara Citra, salah satu perusahaan konglomerat terbesar dengan 27 anak perusahaan dan kepemilikan di semua jenis usaha mulai dari minyak dan gas sampai hotel, telekomunikasi, dan makanan hewan.
Kekayaan yang lain adalah apartemen seharga $ 8,2 juta, perumahan di Los Angeles seharga $ 12 juta. Seorang pengunjung bercerita bahwa perumahan tersebut terdiri dari: dua buah rumah, dua buah kolam renang, lapangan tenis dan lapangan basket.
Desain interior di rumah peristirahatan tersebut sangat memamerkan kekayaan (mewah), lebih buruk lagi sofanya dilapis dengan kain ala kulit macan.Bambang terakhir terlihat di suatu tempat dekat Los Angeles.Gaya hidup: Ia men-transfer uang kas ke luar negri dan membeli saham-saham di pasar modal international selama beberapa tahun.
Tahun 1997, ia mengadakan kunjungan ke suatu pulau, Curaao (daerah dibawah kontrol negeri Belanda) untuk menyimpan uang di suatu cabang bank internasional. Seorang kawan bercerita, Bambang memperhatikan orang-orang yang memerlukan bantuan, tetapi sesuatu terjadi dalam perjalanan menuju ke Bank tersebut. “Saya rasa semua orang disekitarnya menjadi kaya dan dia merasa tertinggal”.
Tommy (36 tahun)Memiliki 60% kepemilikan Humpuss Group yang memiliki lebih dari 60 anak perusahaan dalam industri yang beragam mulai dari konstruksi sampai perusahaan farmasi. Kekayaan lain adalah kebun di Selandia Baru, lapangan golf 18 lubang yang sebagian dia miliki di Ascot, Inggeris.
Bermain golf di tempat itu 2 kali setahun dan bangga sekali dengan handikap 12-nya.Tommy terakhir terlihat di pengadilan negeri Jakarta, dimana dia adalah satu-satunya anak Suharto yang diadili.Gaya hidup: Tommy mengkoleksi mobil balap (suatu kali disponsori oleh Marlboro).
Seperti kakaknya Sigit, Tommy suka berjudi, tidak berpikir apa-apa walau kalah $1 juta dalam sekali permainan. Seorang teman berjudi bercerita bahwa Tommy pernah pergi berjudi ke kasino-kasino di Eropa menggunakan jet pribadinya dengan membawa uang jutaan dolar.
Dalam perjalanan pulang ia mampir di Singapura guna menyimpan (deposit) sisa uangnya.. Tommy mencintai uang dan selalu menginginkannya melebihi segalanya. Seorang teman keluarga bercerita bahwa ia mirip ayahnya, dia sangat sopan dan kalem.
Sigit (48 tahun)Memiliki 40% saham di perusahaan adiknya (Humpuss Group) dan partner tidur (tanpa setor modal) di ratusan perusahaan. Kekayaan lainnya adalah 2 buah rumah di London seharga masing-masing $ 12 juta. Selain itu ada juga rumah di dekat Jenewa (Swiss) dan di Los Angeles. Terakhir terlihat pada saat acara keluarga di daerah Menteng.Gaya hidup: Sigit adalah penjudi yang serius.
Seringkali berjudi rolet dan bakarat di kasino-kasino favoritnya, yaitu The Ritz London, Atlantic City dan Perth. Seorang partner bisnis bercerita, ia mengadu untung sebanyak $ 3 juta semalam. Dalam karirnya ia pernah kalah sebanyak $ 150 juta.
Setelah Sigit mengalami kekalahan yang hebat di Las Vegas pada akhir tahun 1980-an ayahnya melarangnya untuk berjudi di luar negeri. Bandar judi di Jakarta kemudian mengorganisir judi bakarat melalui TV kabel. Dalam permainan ini, menurut seorang kawan, Sigit mengalami kekalahan sampai $ 20 juta, “Mereka hanya menciptakan kekalahan untuk Sigit”.
Mamiek (34 tahun)Kepemilikan di perusahaan saudara-saudaranya ditambah dengan usaha di bidang buah-buahan, transportasi dan telekomunikasi. Pada tahun 1995, Perusahaan miliknya Manggala Krida Yudha, ditunjuk untuk melaksanakan proyek bernilai $ 500 juta untuk reklamasi pantai di Jakarta Utara.
Kemudian dia men-subkontrak proyek tersebut kepada perusahaan Hyundai (Korea) senilai $100 juta. Tapi proyek tersebut di batalkan pemerintah dalam usaha memberantas korupsi. Kekayaan lainnya adalah, 264 hektar kebun buah di Jawa Barat.Terakhir terlihat : di kediamannya.
Gaya hidup: Mamiek adalah seorang yang low profile, perokok berat. Terjun ke dunia bisnis cukup terlambat untuk dapat mengumpulkan banyak uang. Ia dikenal secara luas sebagai pemilik kebun buah “Mekar Sari” yang berlokasi di dekat Bogor, dibuat pada tahun 1995 guna mempromosikan riset mengenai botani.
Seorang kawan bercerita, suatu ketika ia menawarkan bisnis kepada Mamiek untuk bekerja sama. Seminggu kemudian Mamiek kembali kepada kawannya dan berkata bahwa ia (Mamiek) tidak bisa mengerjakan bisnis tersebut karena ayahnya (Soeharto) telah memberikan bisnis tersebut kepada kakaknya Tommy.
Titiek (40 tahun) Kepemilikannya diantaranya pada perusahaan jasa keuangan, pembangkit listrik, bank dan properti. Kekayaan lainnya adalah rumah di salah satu kawasan paling elit, Grosvenor Square.Terakhir terlihat di Boston, dimana anak lelakinya bersekolah (SMA).
Suaminya Letnan Jendral Prabowo Subianto sekarang berada di Jordan memimpin bisnis milik Hashim di negara tersebut, di mana Prabowo adalah juga teman dekat dari Raja Jordan yang baru (King Abdullah).Gaya hidup: Titiek adalah seorang perokok berat, membenci anjing.
Di Jakarta dia tidur lain kamar dengan suaminya (suaminya ditemani oleh anjing alsatian-nya). Kesukaan lain dari Titiek adalah mengkoleksi barang-barang bermerek “Harry Winston”, “Bulgari” dan “Cartier”. Seseorang yang menemaninya dalam perjalanan ke Swiss dan Inggeris bercerita bahwa Titiek adalah seorang yang gemar akan berlian.
Sebagai bekas komisaris dari Yayasan Seni Indonesia (Indonesian Fine Arts Foundation), Titiek memiliki benda seni pribadi senilai lebih dari $ 5 juta. Pada tahun 1994, pada pesta pembukaan restoran dan kafe “Planet Hollywood”, Titiek berkesempatan berdansa semalaman dengan Steven Seagal”.
RAHASIA PENYELIDIK-KEKAYAAN PROFESIONAL
Oleh: Stephen Vickers
Bila Indonesia berkeinginan serius untuk mencari jejak kekayaan keluarga Suharto, inilah cara melakukannya. Kesalahan pertama seorang penyelidik dalam menyelidiki kasus seperti ini adalah dengan meneliti rekening dan buku kas dari biaya-biaya nyata. Peraturan utama adalah jangan pernah percaya pada integritas dari setiap dokumen sampai hal itu dapat diverifikasi secara independen.
Hal ini terutama berlaku bila kita berhubungan dengan kekayaan seorang pemimpin yang telah sangat lama berkuasa dan sangat kuat., dan yang mempunyai seluruh aparat pemerintah di belakangnya yang mampu menyembunyikan tindakan-tindakannya.
Tahap pertama adalah mengembangkan sebuah strategi. Kami bekerjasama dengan sebuah tim kecil orang-orang pemerintah untuk menentukan prioritas dan lingkup kerja. Keamanan kerja haruslah sangat ketat. Para penjarah kekayaan tidak pernah berhenti memindahkan asset-asset mereka, atau merubah-rubah perusahaan-perusahaannya, tempat domisilinya maupun bank-banknya.
Tahap kedua, para penyelidik mulai mengumpulkan dan menganalisis informasi yang tersedia. Sebuah tim penyelidik dan ahli forensik rekening meneliti catatan-catatan bank dan pajak, dan mengidentifikasi berbagai korporasi, saham-saham, dan perusahaan-perusahaan terdaftar lainnya yang kemudian dipilah-pilah.
Tujuannya adalah menemukan asset-asset nyata yang tidak bisa ditutup-tutupi, serta mengembangkan dukungan dari berbagai institusi dan perorangan yang terlibat di dalamnya yang dapat membongkar tabir tersebut. Perolehan awal terhadap berbagai kekayaan properti dan uang tunai dapat merupakan titik awal pekerjaan penyelidikan lebih lanjut.
Tahap ketiga adalah mengidentifikasi perorangan-perorangan — siapa saja mulai dari para supir, para pengacara, sampai ke mitra bisnis mereka. – yang secara dekat terlibat dengan sasaran kita, keluarganya, maupun kroni-kroninya. Mencari dengan terinci tagihan-tahihan telpon, surat-surat fax, catatan-catatan komputer – hal-hal yang tidak bisa sepenuhnya dihapus oleh mereka – akan dapat menentukan daftar pokok orang-orang yang mau diajak bicara.
Pejabat-pejabat dari dalam ataupun dari negara-negara lain juga perlu didekati guna membantu membongkar didapatnya kerahasiaan-bank-bank lokal yang hanya bisa diperoleh dari hubungan antar pemerintah ke pemerintah. Dalam kasus penyelidikan Kroll terhadap kekayaan Saddam Huseein, hasil yang terbesar didapat adalah ketika kami mampu berhubungan dengan pengacaranya di Swiss, yang ini kemudian merembet ke Perancis, di mana Saddam mempunyai milyaran dollar dalam bentuk saham di perusahaan media.
Tahap terakhir, adalah memulai serangkaian likuidasi, aksi-aksi sipil dan diskusi pendukung guna mendorong terbukanya kerahasiaan. Dalam hal ini kita mngikuti aksioma sederhana: ikuti uangnya, dan segalanya akan kelihatan. Apabila tindakan kriminal telah dilakukan oleh para akuntan atau para pengacara atas nama si sasaran, maka dibuatlah laporan resmi yang seterusnya akan disampaikan ke pihak yang berwenang. Laporan-laporan ini juga disampaikan ke perkumpulan akuntan dan pengacara. Hal ini akan dapat memaksa para profesional tersebut untuk bekerjasama.
Dalam kasus keluarga Suharto, penyelidikan dapat berlangsung mulai dari satu hingga dua tahun. Kami telah merekomendasikan sebuah tim yang terdiri dari lima penyelidik, lima manajer kasus, 15 sampai 20 akuntan, lima pengacara, dan tim lapangan internasional yang terdiri dari 100 orang yang dapat dipanggil kapan saja bila diperlukan. Kami akan menggunakan software analis intelijen, sebuah kit pembongkar enkripsi, sebuah kit ‘computer memory recovery’, dan laboratorium forensik.
Meskipun demikian, asset paling pokok dari pekerjaan ini adalah orang-orang Indonesia sendiri, baik yang berada di dalam negeri maupun yang tinggal di luar. Bila mereka mencarinya, maka pasti dapat ditemukan. ***Stephen Vickers adalah executive managing director Kroll Associates di Asia, yang telah menyelidiki berbagai asset Jean-Claude Duvalier dari Haiti, Ferdinand Marcos dari Filipina, dan presiden-presidan penjarah lainnya.
DESPOT-DESPOT KAYA:
DIMANA RANGKING SUHARTO DI DALAM SEJARAH?
  • Diktator Filipina Ferdinand Marcos, tersingkir tahun 1986, menjarah sekitar $ 10 milyar
  • Haile Selassie, raja dari Ethiopia, tersingkir tahun 1974, menjarah sekitar $ 2 milyar
  • Dengan kekayaannya yang berlimpah, Suharto & Co. masih menguasai sekitar $ 15 milyar
  • Mobutu Sese Seko dari Zaire mencoba menjarah $ 5 milyar sebelum kemudian dijatuhkan tahun 1997
  • BABY DOCKetika ia jatuh dari kekuasaannya di tahun 1986, Jean-Claude Duvalier dari Haiti mengantungi sekitar $ 500 juta.