Selasa, 19 November 2013

Banyak yang tak pasti di Lapangan

Angin bergerak tak tau arah ,terkadang ia  dari utara  dan kemudian dari  selatan dan tak ada hentinya menghantam tenda plastik kecil kami yang hanya di muat oleh 4 orang saja di tambah lagi  gelap malam yang sangat mencekam di tengah hutan  belantara yang  sangat mengerikan , hujan  rintik rintik yang tak kunjung  berhenti  membuat suasana di tengah gunung ini semakin  mengerikan dan menakutkan, di lain itu baju tebal yang  kami bawa sangat tidak mencukupi untuk  menjaga tubuh  dari suhu  di tempat itu yang hanya 9-12 *C saja , begitulah awal kisah pendakian kami ke gunung slamet di jawa tengah.
      Kami hanya dapat informasi tentang gunung ini  dari internet, dan mencari bahan  dan alat yang kami butuhkan untuk mendaki  sesuai dengan prosedure biasa untuk pendaki, mulai dari tenda ,tas gunung ,leepeng bag dan banyak lainnya. dengan gaya optimis semua teman  sudah sangat percaya bahwa pendakian ini  hanyalah seperti rekreasi dan jalan jalan biasa di atas gunung. setelah semua di persiapkan kami  berangkat pagi hari  dari kota bandung  menuju Purwokerto jawa tengah  di mana gunung  ini terletak  dan pendakian di mulai dari arah banyumas ,karna  ada dua jalur pendakian menuju slamat  yaitu dari utara  dan selatan , kami memilih jalur utara  waktu itu  karna katanya paling susah dan paling menantang  di banding dari jalur selatan.
     dan setalah hampir 10 jam perjalanan kami akirnya  smpai juga di pos pendakian , disini kami registasi  dan  sertifikasi  barang barang yang kami bawa  , asuransi dan lain lain di  periksa disini  dna ini  merupakan perkampungan terakhir disini karna  pos selanjutnya hanya  sopo sopo yang tak punya  penghuni,.
                                                             TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar