Senin, 08 Juli 2013

Dahlan Iskan Sang Penakluk Ujung Dunia

Dahlan Iskan merupakan Sosok Fenomenal yang beberapa waktu ini mencuat di permukaan dan akan mengukir banyak sejarah yang mengubah bangsa ini kearah yang lebih baik. Mungkin itulah yang kau lihat dari hasil kerja yang beliau lakukan dan sifat beliau yang merakyat. Perkenalan ku sendiri dengan beliau bukan baru-baru ini saja. Dulu waktu semasa SMA, beliau sering menulis kolom di koran Jawa Pos yang beliau pimpin. Untuk mengungkapkan Apresiasi atas apa yang beliau lakukan untuk negeri ini, saya mau share tentang Biografi Pak Dahlan Iskan, sebagai sosok yang bisa jadi panutan.










     Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), dalam bukunya Ganti Hati ada cerita menarik tentang tanggal kelahiranya, Dahlan Iskan menuturkan bahwa tanggal tersebut dikarang sendiri oleh pak Dahlan karena pada waktu itu tidak ada catatan kapan dilahirkan dan orang tuanya juga tidak ingat tanggal kelahirannya. Dan kenapa pak Dahlan memilih tanggal 17 Agustus, karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia dan supaya mudah diingat. Mungkin Juga suapaya bayak orang yang merayakan ulang tahun beliau.

     Dahlan kecil dibesarkan dilingkungan pedesaan dangan serba kekurangan, akan tetapi sangat kental akan suasana religiusnya. Ada cerita menarik yang saya baca pada buku beliau Ganti Hati yang menggambarkan betapa serba kekurangannya beliau ketika waktu kecil. Disitu diceritakan Dahlan kecil hanya memiliki satu celana pendek dan satu baju, tapi masih memiliki satu sarung!. Dan dengan joke-joke pak Dahlan yang segar beliau menceritakan kehebatan dari sarung yang dimiliki. Disini beliau menceritakan bahwa sarung bisa jadi apa saja. Mulai jadi alat ibadah, mencari rezeki, alat hiburan, fashion, kesehatan sampai menjadi alat untuk menakut-nakuti.  Hal ini juga disampaikan pada kesempatan yang lain ketika beliau dwawancarai dalam acara Kick Andy. Dengan Bangganya beliau menjelaskan keunikan yang dimiliki sarung. beliau juga berkata bahwa sarung adalah pakaian yang paling banyka mempunyai kegunaan.


     Kalau Dahlan kecil lagi mencuci baju, sarung bisa dikemulkan pada badan atasnya. Kalau lagi mencuci celana, sarung bisa dijadikan bawahan. Kalau lagi cari sisa-sisa panen kedelai sawah orang kaya, sarung itu bisa dijadikan karung. Kalau perut lagi lapar dan dirumah tidak ada makanan, sarung bisa diikatkan erat-erat dipinggang jadilah dia pengganjal perut yang andal. Kalau mau sholat jadilah dia benda yang penting unutk menghadap Tuhan. Kalau lagi kedinginan, jadilah dia selimut. Kalau sarung itu sobek masih bisa dijahit. Kalau ditempat jahitan itu robek lagi, masih bisa ditambal. Kalau tambalanya pun robek, sarung itu belum tentu akan pensiun. Masih bisa dirobek-robek lagi, bagian yang besar bisa digunakan sebagai sarung bantal dan bagian yang kecil bisa dijadikan popok bayi. Ada pelajaran yang bisa kita petik dari cerita beliau, bahwa apapun kondisi kita, baik kurang, cukup atau lebih kita harus tetap bersyukur, sabar dan harus menikmati semuanya dengan apa adanya.


     Beliau juga merupakan sosok yang sangat sederhana. Saat beliau kecil beliau tidak memiliki sepatu, dan sangat menginginkan sepatu, karena beliau adalah orang yang tidak mampu jadi beliau belum bisa untuk mendapatkan sepatu. Dan akhirnya keinginan beliau terwujud walaupun sepatu yang beliau punya adalah sepatu second. Dan beliau pun hanya memakai sepatu ketika upacara atau hal-hal yang penting sekali, karena beliau takut kalau sampai sepatu ia gunakan terus menerus akan rusak. Sampai sekarang beliau pun hanya memakai sepatu biasa bukan sepatu yang mewah seperti orang-orang lain di pemerintahan.


Dahlan Iskan Bersama Jawa POS

     Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000.

     Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.

     Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.


Untuk Sobat sekalian yang menginginkan perbincangan lebih lanjut tentang Dahlan Iskan, Bisa masuk dala Group Facebook dengan alamat https://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/ . Terakhir pesan dari kami, marilah kita dukung segenap tokoh-tokoh yang dimata kita mempunyai motivasi besar dalam memajukan bangsa ini. Terlepas dari partai apakah kita dan dari manakah kita. Ingatlah bahwa kita memiliki semboyang Bhineka Tunggal Ika ( Berbeda-beda tapi tetap satu tujuan ). Kita jangan mudah terprovokasi dengan suatu hal yang membuat permusuhan dan pertikaian dikalangan bangsa kita sendiri, marilah bersama-sama kita berusaha membuat Indonesia ini disegani dimanapun berada. Baik dengan tulisan maupun usaha. Hidupalah Indonesia raya. Jangan Mati terus, Majulah Indonesia, jangan mundur terus.


Sumber : 

Wawancara-wawancara Beliau dan berita beliau di tv.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dahlan_Iskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar